Joko Widodo dan Jusuf Kala
INDOPOST, JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kala dinilai pesimis terkait penyerapan APBN Tahun 2016 yang tidak optimal dilakukan. Hal ini terlihat, dari realisasi anggaran pemerintah pusat hingga 30 September 2016 hanya mampu menyerap sebesar 59 persen saja.
Demikian disampaikan Sekertaris Fraksi Gerindra Ahmad Muzani dalam catatan akhir tahun, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/12/2016)
“Mencermati kinerja pemerintah dalam serapan anggaran belanja, pemerintah pusat hanya mampu merealisasikan sampai 30 September 2016 sebesar Rp767,7 triliun dari target Rp1.306,7 triliun,” ungkap Muzani.
Tidak hanya itu, Muzani juga mengkritisi transfer daerah dan dana desa realisasinya sebesar Rp537,8 triliun sehingga kemampuan pemerintah menyerap belanja per akhir September 2016 adalah sebesar Rp1.305,5 triliun atau 62,7 persen dari target sebesar Rp2.082,9 triliun.
“Artinya sifat penyerapan yang digenjot diakhir tahun masih terus melekat yang menunjukan manajemen pengelolaan anggaran pemerintah yang masih buruk,” paparnya.
Sementara itu, pada sektor perpajakan, Pemerintahan Jokowi-JK sangat tidak optimal dalam menghimpun penerimaan negara dalam bentuk pajak.
“Dilihat sampai 30 September 2016 total pendapatan negara baru sebesar Rp1.081,2 triliun atau 60,5 persen dari target pendapatan negara sebesar Rp1.786,2 triliun, melihat kinerja pemerintahan di sektor pajak Fraksi Gerindra pesimis target akan terpenuhi,” tandas Muzani.
(nv/indo)