Pasukan Brimob dan pemukul massa meredakan dan berusaha membubarkan
massa yang anarkis dalam simulasi Sispamkota di lapangan Balai Samudera,
Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. (ilham)
INDOPOST, JAKARTA – Untuk mengantisipasi ancaman kerusuhan di wilayah Jakarta Utara, Polres Jakarta Utara, Kodim 0502/JU, Satpol PP menggelar simulasi sistim pengamanan Kota (Sispamkota) di halaman Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (25/11/2016).
Dalam simulasi itu, puluhan personil Brimob menggunakan sepeda motor dan personil TNI memperagakan penanganan demonstrasi mulai dari persuasif hingga melakukan tindakan tegas bagi pelaku anarkis. Petugas pemadam kebakaran juga turut tampil jika terjadi pembakaran.
Kapolres Jakarta Utara, Kombes M. Awal Chairuddin, mengatakan kegiatan apel sispamkota tersebut untuk memberikan gambaran simulasi kepada masyarakat bahwa bahwa Polres Jakarta Utara bersama Kodim 0502/JU pihak siap untuk mengamankan wilayahnya.
“Ini merupakan latihan agar seluruh personil anggota kepolisian mempersiapkan kesiapanya. Dalam simulasi ini mungkin terlihat mudah meredakan massa, namun dalam kenyataan, massa akan jauh lebih besar jumlahnya dan jauh lebih sulit untuk dipukul mundur,” kata Awal.
Dalam menghadapi kontigensi sosial kerusuhan di Jakarta Utara itu digambarkan ada sejumlah massa dari masyarakat yang merasa tidak puas dengan penegakan hukum di tingkat nasional hingga wilayah Jakarta Utara.
Massa yang berjumlah ratusan itu tidak puas, kemudian melakukan kekerasan dengan cara melawan polisi, dan melakukan tindakan pengrusakan terhadap sejumlah bangunan disekitarnya hingga melakukan tindakan penjarahan.
Kapolres Jakarta Utara sebagai Kapam Obyek lalu meminta bantuan Brimob 2 SSK untuk mengamankan situasi di Kelapa Gading dan berkoordinasi dengan Komandan BKO Brimob, Komandan TNI, dan Komandan PAM Swakarsa.
Kemudian Kabagops dan Kapolsek, secara bertahap langsung menerjunkan Pasukan Dalmas (Pengendalian Masyarakat), Pasukan Renmas (Pengurai Masyarakat), dan terakhir penerjunan Pasukan Elite Brimob dan TNI.
Jika massa semakin beringas dan melakukan pengrusakan tindakan selanjutnya dilakukan Protap 01 2010, yakni untuk memberikan gambaran bahwa personil kepolisian diperbolehkan memberikan tindakan tegas dengan menggunakan peluru hampa atau peluru karet, jumlahnya 3 hampa, 17 karet dan 20 karet.
“Masyarakat merupakan bagian dari kita, yang menjadi musuh kita adalah perbuatan anarkis mereka yang membuat kerusuhan di wilayah Jakarta Utara,” pungkasnya.
Selain itu pihak juga mengambil dokumentasi, mengambil barang bukti, sehingga mempermudah proses identifikasi dalam melakukan penangkapan terhadap pelaku kerusuhan dan penjarahan.
“Kita di Jakarta Utara ini ada 12 SSK (1200 personil) untuk mengamankan wilayah Jakarta Utara, ini sebagai antisipasi agar tidak terjadi tindakan anarkis, karena pelaku anarkis dan kerusuhan ini adalah musuh Polisi, TNI, dan seluruh eleman masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Dandim 0502/JU, Letkol Kav Soleh mengaku siap untuk membantu Polres Metro Jakarta Utara untuk bersinergi dan melakukan pengamanan di Wilayah Jakarta Utara.
“Kami dari anggota TNI siap untuk melakukan tindakan pengamanan terhadap masyarakat. Karena pada hakikatnya TNI dan masyarakat adalah satu kesatuan, jika ada oknum provokator yang memancing maka dia harus tetap ditangani dengan tindakan persuasif dan terukur,” tambah Soleh.
(ilham/indo)
