Menlu RI Retno Marsudi mengatakan, pasukan penjaga perdamaian atau
peacekeepers Indonesia memiliki peran penting dalam membantu menjaga
kedamaian dan keamanan internasional. Foto/Kemlu
INDOPOST, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, pasukan penjaga perdamaian atau peacekeepers Indonesia memiliki peran penting dalam membantu menjaga kedamaian dan keamanan internasional. Dia juga mengatakan, tugas peacekeepers terkait erat dengan politik luar negeri yang dianut Indonesia.
“Peran yang dilakukan Peacekeepers Indonesia lekat kaitannya dengan polugri," kata Retno dalam pembekalan pada Latihan Pratugas Satgas Batalyon Mekanis (Yonmek) TNI Konga XXIII-K UNIFIL di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, seperti tertuang dala siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Senin (10/10).
Retno dalam pembekalan menyampaikan, sebagaimana dimandatkan dalam Pembukaan UUD 1945, Indonesia telah mengerahkan segenap upayanya untuk terus berkontribusi bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan dunia. Kaitannya dalam hal ini, Presiden Indonesia Joko Widodo secara khusus menjadikan peran aktif Indonesia pada pemeliharaan perdamaian sebagai salah satu agenda aksi pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.
Lebih lanjut Retno menyampaikan bahwa sejak tahun 1957, Indonesia telah mengirimkan sekitar 35 ribu personel peacekeepers ke lebih dari 40 Misi Pemeliharaan Perdamian PBB. Per 31 Agustus 2016, Menurut Menlu Retno, Indonesia berada pada peringkat ke-11 dari 123 negara penyumbang personel dan pasukan PBB, dengan 2.867 peacekeepers Indonesia pada 10 misi perdamaian PBB di berbagai belahan dunia.
"Hal ini merupakan bagian dari upaya pencapaian Vision 4,000 peacekeepers Indonesia pada tahun 2019 sesuai dengan roadmap yang di memiliki pemerintah sebagai acuan strategis" tutur Retno.
Dia menegaskan bahwa peacekeepers Indonesia harus tangguh, profesional, bermoral tinggi dan toleran. Dalam pembekalan tersebut, Retno menyampaikan tiga pesan kepada para peacekeepers Indonesia yang akan ditugaskan ke UNIFIL.
Pesan pertema peacekeepers Indonesia harus terus meningkatkan kapasitas, dimana Retno berharap peacekeepers Indonesia memegang teguh prinsip-prinsip penggelaran dan mandat Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB. Selain itu peacekeepers Indonesia juga dituntut senantiasa memastikan keamanan dan keselamatan dalam menjalankan tugas.
"Penting bagi peacekeepers Indonesia untuk memanfaatkan dan menimba pengetahuan dari rekan-rekan peacekeepers negara lain di lapangan," ucap mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda tersebut.
Kedua, dirinya menegaskan bahwa peacekeepers Indonesia harus menjauhkan diri dari tindakan dan perilaku yang dapat merusak citra baik peacekeepers PBB dan nama baik Indonesia. "Pemerintah RI mendukung kebijakan PBB menerapkan zero tolerance terhadap tindak kriminal oleh pasukan perdamaian PBB di wilayah misi," ungkapnya.
Ketiga, Retno menjelaskan, pemerintah mendukung dan berkomitmen penuh untuk meningkatkan jumlah personel peacekeepers perempuan pada MPP PBB. "Partisipasi peacekeepers perempuan semakin dibutuhkan oleh PBB untuk membantu pelaksanaan mandat proteksi terhadap warga sipil, khususnya perempuan dan anak-anak", ucap Retno.
Diakhir dia menyampaikan bahwa Partisipasi Indonesia dalam misi UNIFIL merupakan bagian dari upaya mendukung terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah, khususnya di Lebanon. Dirinya berharap bahwa kontribusi dan partisipasi peacekeepers Indonesia juga akan semakin memperkuat pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Kemanan PBB periode 2019-2020, menegaskan pesan kuat bahwa Indonesia merupakan “a true partner for peace”.
Pembekalan tersebut merupakan bagian penting bagi personel atau pasukan TNI yang akan diberangkatkan sebagai peacekeepers ke wilayah misi. Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-K tersebut beranggotakan 850 personel, termasuk 18 personel perempuan, dan rencananya akan bergabung dengan misi UNIFIL di Lebanon pada bulan Desember 2016.
Indonesia sendiri saat ini merupakan negara penyumbang personel terbesar di UNIFIL dengan 1.296 personel. Selain Indonesia, UNIFIL juga diperkuat oleh pasukan dari 40 negara.
“Peran yang dilakukan Peacekeepers Indonesia lekat kaitannya dengan polugri," kata Retno dalam pembekalan pada Latihan Pratugas Satgas Batalyon Mekanis (Yonmek) TNI Konga XXIII-K UNIFIL di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, seperti tertuang dala siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Senin (10/10).
Retno dalam pembekalan menyampaikan, sebagaimana dimandatkan dalam Pembukaan UUD 1945, Indonesia telah mengerahkan segenap upayanya untuk terus berkontribusi bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan dunia. Kaitannya dalam hal ini, Presiden Indonesia Joko Widodo secara khusus menjadikan peran aktif Indonesia pada pemeliharaan perdamaian sebagai salah satu agenda aksi pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.
Lebih lanjut Retno menyampaikan bahwa sejak tahun 1957, Indonesia telah mengirimkan sekitar 35 ribu personel peacekeepers ke lebih dari 40 Misi Pemeliharaan Perdamian PBB. Per 31 Agustus 2016, Menurut Menlu Retno, Indonesia berada pada peringkat ke-11 dari 123 negara penyumbang personel dan pasukan PBB, dengan 2.867 peacekeepers Indonesia pada 10 misi perdamaian PBB di berbagai belahan dunia.
"Hal ini merupakan bagian dari upaya pencapaian Vision 4,000 peacekeepers Indonesia pada tahun 2019 sesuai dengan roadmap yang di memiliki pemerintah sebagai acuan strategis" tutur Retno.
Dia menegaskan bahwa peacekeepers Indonesia harus tangguh, profesional, bermoral tinggi dan toleran. Dalam pembekalan tersebut, Retno menyampaikan tiga pesan kepada para peacekeepers Indonesia yang akan ditugaskan ke UNIFIL.
Pesan pertema peacekeepers Indonesia harus terus meningkatkan kapasitas, dimana Retno berharap peacekeepers Indonesia memegang teguh prinsip-prinsip penggelaran dan mandat Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB. Selain itu peacekeepers Indonesia juga dituntut senantiasa memastikan keamanan dan keselamatan dalam menjalankan tugas.
"Penting bagi peacekeepers Indonesia untuk memanfaatkan dan menimba pengetahuan dari rekan-rekan peacekeepers negara lain di lapangan," ucap mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda tersebut.
Kedua, dirinya menegaskan bahwa peacekeepers Indonesia harus menjauhkan diri dari tindakan dan perilaku yang dapat merusak citra baik peacekeepers PBB dan nama baik Indonesia. "Pemerintah RI mendukung kebijakan PBB menerapkan zero tolerance terhadap tindak kriminal oleh pasukan perdamaian PBB di wilayah misi," ungkapnya.
Ketiga, Retno menjelaskan, pemerintah mendukung dan berkomitmen penuh untuk meningkatkan jumlah personel peacekeepers perempuan pada MPP PBB. "Partisipasi peacekeepers perempuan semakin dibutuhkan oleh PBB untuk membantu pelaksanaan mandat proteksi terhadap warga sipil, khususnya perempuan dan anak-anak", ucap Retno.
Diakhir dia menyampaikan bahwa Partisipasi Indonesia dalam misi UNIFIL merupakan bagian dari upaya mendukung terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah, khususnya di Lebanon. Dirinya berharap bahwa kontribusi dan partisipasi peacekeepers Indonesia juga akan semakin memperkuat pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Kemanan PBB periode 2019-2020, menegaskan pesan kuat bahwa Indonesia merupakan “a true partner for peace”.
Pembekalan tersebut merupakan bagian penting bagi personel atau pasukan TNI yang akan diberangkatkan sebagai peacekeepers ke wilayah misi. Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-K tersebut beranggotakan 850 personel, termasuk 18 personel perempuan, dan rencananya akan bergabung dengan misi UNIFIL di Lebanon pada bulan Desember 2016.
Indonesia sendiri saat ini merupakan negara penyumbang personel terbesar di UNIFIL dengan 1.296 personel. Selain Indonesia, UNIFIL juga diperkuat oleh pasukan dari 40 negara.
(esn/indo)