Salah satu sudut kota Los Angeles
INDOPOST, JAKARTA - Konsul Jenderal Indonesia
di Los Angeles, Umar Hadi mengatakan, pihaknya punya cara tersendiri
untuk melakukan perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di
Los Angeles, Amerika Serikat. Caranya adalah dengan mempererat hubungan
dengan komunitas WNI di Hollywood.
Dia mengatakan, sebagian besar WNI yang berada di Amerika Serikat (AS) berdomisili di Los Angeles. Dari sekitar 100 ribu WNI di AS, 56 ribu diantaranya berdomisili di wilayah Los Angeles.
"Semua perayaan hari besar keagamaan kita pusatkan di konsulat. Lalu, semua komunitas yang berdasarkan suku, atau agama kita rangkul dan kita jadikan satu, yang buat saya menjadi simpul-simpul informasi. Mereka membantu saya dalam konteks perlindungan warga," kata Umar saat ditemui di salah satu restoran di bilangan Cikini, Jakarta, Senin (10/10).
"Karena jumlah orang Indonesia di Los Angeles itu cukup besar, jadi saya ajak mereka bersama-sama. Contohnya untuk kasus yang banyak terjadi mengenai human traficking, pembantu rumah tangga yang disiska. Kalau tidak dibantu oleh pendeta atau gereja Indonesia, saya tidak akan tahu bahwa ada si x punya pembantu yang dikurung," sambungnya.
Dia menambahkan, di Los Angeles juga banyak terjadi kecelakaan lalu lintas, dan tidak jarang melibatkan WNI. Umar mengatakan, jika kecelakaan itu terjadi di kota besar, polisi akan langsung menghubungi konsulat. Tapi jika terjadi di kota kecil, konsulat mengetahui insiden itu dari simpul informasi yang dimiliki, yang tak lain adalah komunitas Indonesia.
Dia mengatakan, sebagian besar WNI yang berada di Amerika Serikat (AS) berdomisili di Los Angeles. Dari sekitar 100 ribu WNI di AS, 56 ribu diantaranya berdomisili di wilayah Los Angeles.
"Semua perayaan hari besar keagamaan kita pusatkan di konsulat. Lalu, semua komunitas yang berdasarkan suku, atau agama kita rangkul dan kita jadikan satu, yang buat saya menjadi simpul-simpul informasi. Mereka membantu saya dalam konteks perlindungan warga," kata Umar saat ditemui di salah satu restoran di bilangan Cikini, Jakarta, Senin (10/10).
"Karena jumlah orang Indonesia di Los Angeles itu cukup besar, jadi saya ajak mereka bersama-sama. Contohnya untuk kasus yang banyak terjadi mengenai human traficking, pembantu rumah tangga yang disiska. Kalau tidak dibantu oleh pendeta atau gereja Indonesia, saya tidak akan tahu bahwa ada si x punya pembantu yang dikurung," sambungnya.
Dia menambahkan, di Los Angeles juga banyak terjadi kecelakaan lalu lintas, dan tidak jarang melibatkan WNI. Umar mengatakan, jika kecelakaan itu terjadi di kota besar, polisi akan langsung menghubungi konsulat. Tapi jika terjadi di kota kecil, konsulat mengetahui insiden itu dari simpul informasi yang dimiliki, yang tak lain adalah komunitas Indonesia.
(esn/indo)