Mufti Agung Arab
Saudi, Abdulaziz Al Sheikh
INDOPOST, RIYADH
- Tuduhan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei bahwa Pemerintah
Arab Saudi membunuh para jemaah haji dalam tragedi Mina pada musim haji
tahun lalu memicu perang mulut antara Iran dan Saudi. Mufti Agung Arab
Saudi, Abdulaziz Al Sheikh, membalas tuduhan Khamenei dengan menyebut
para pemimpin Iran “bukan Muslim”.
Mufti Saudi itu tak terima dengan komentar Khamenei yang menyalahkan Riyadh atas tragedi Mina pada musim haji tahun lalu yang korban tewasnya diakui secara resmi oleh Saudi mencapai 769 jemaah. Namun, laporan media menyebut korbannya lebih dari 1.000 jemaah.
Menurut Al Sheikh, komentar Khemenei tidak mengherankan, karena Iran keturunan Majuws. Sebutan Majuws mengacu pada Zoroaster dan orang-orang yang menyembah api. Penganut Majuws diyakini sudah ada lebih dulu dari Kristen dan Islam.
”Kita harus memahami mereka bukan Muslim, karena mereka adalah keturunan Majuws, dan permusuhan mereka terhadap Muslim, terutama kaum Sunni, sudah sangat lama,” kata Al-Sheikh, seperti dilaporkan kantor berita AP, Rabu (7/9/2016).
Baca:
Panas! Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Khamenei Tuduh Pemerintah Arab Saudi Bunuh Jamaah Haji
Khamenei, dalam sambutannya yang dipublikasikan di website-nya pada hari Senin, meluncurkan hujatan pada Saudi yang dia anggap mengelak bertanggung jawab atas tragedi Mina yang dia sebut menewaskan 2.015 jemaah haji, termasuk ratusan jemaah asal Iran.
”Saudi kejam dan membunuh (jemaah) yang terkunci dengan jemaah luka dan jemaah meninggal dalam wadah. Bukannya memberikan perawatan medis dan membantu mereka atau setidaknya melepaskan dahaga jemaah, mereka (Saudi) justru membunuh mereka (jemaah),” tulis Khamenei.
Versi Saudi, Khamenei juga mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk kembali perwalian Arab Saudi dan pengelolaan situs suci Islam, termasuk di Mekah di mana ibadah haji dilakukan.
Pada tahun ini, Iran tidak mengirim satu pun jemaah haji ke Saudi sejak kedua negara berseteru. Kedua negara memutuskan hubungan diplomatik setelah kantor Kedutaan Besar Saudi di Teheren diserbu dan dibakar massa Iran. Amuk massa terjadi beberapa jam setelah Saudi mengeksekusi ulama Syiah Saudi, Nimr Baqir al-Nimr atas tuduhan terlibat aksi terorisme.
Mufti Saudi itu tak terima dengan komentar Khamenei yang menyalahkan Riyadh atas tragedi Mina pada musim haji tahun lalu yang korban tewasnya diakui secara resmi oleh Saudi mencapai 769 jemaah. Namun, laporan media menyebut korbannya lebih dari 1.000 jemaah.
Menurut Al Sheikh, komentar Khemenei tidak mengherankan, karena Iran keturunan Majuws. Sebutan Majuws mengacu pada Zoroaster dan orang-orang yang menyembah api. Penganut Majuws diyakini sudah ada lebih dulu dari Kristen dan Islam.
”Kita harus memahami mereka bukan Muslim, karena mereka adalah keturunan Majuws, dan permusuhan mereka terhadap Muslim, terutama kaum Sunni, sudah sangat lama,” kata Al-Sheikh, seperti dilaporkan kantor berita AP, Rabu (7/9/2016).
Baca:
Panas! Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Khamenei Tuduh Pemerintah Arab Saudi Bunuh Jamaah Haji
Khamenei, dalam sambutannya yang dipublikasikan di website-nya pada hari Senin, meluncurkan hujatan pada Saudi yang dia anggap mengelak bertanggung jawab atas tragedi Mina yang dia sebut menewaskan 2.015 jemaah haji, termasuk ratusan jemaah asal Iran.
”Saudi kejam dan membunuh (jemaah) yang terkunci dengan jemaah luka dan jemaah meninggal dalam wadah. Bukannya memberikan perawatan medis dan membantu mereka atau setidaknya melepaskan dahaga jemaah, mereka (Saudi) justru membunuh mereka (jemaah),” tulis Khamenei.
Versi Saudi, Khamenei juga mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk kembali perwalian Arab Saudi dan pengelolaan situs suci Islam, termasuk di Mekah di mana ibadah haji dilakukan.
Pada tahun ini, Iran tidak mengirim satu pun jemaah haji ke Saudi sejak kedua negara berseteru. Kedua negara memutuskan hubungan diplomatik setelah kantor Kedutaan Besar Saudi di Teheren diserbu dan dibakar massa Iran. Amuk massa terjadi beberapa jam setelah Saudi mengeksekusi ulama Syiah Saudi, Nimr Baqir al-Nimr atas tuduhan terlibat aksi terorisme.
(mas/indo)