FBI merilis laporan penyelidikan skandal email Hillary Clinton. | (Istimewa)
INDOPOST, WASHINGTON - Biro investigasi Amerika
Serikat (AS), FBI, merilis dokumen yang berkaitan dengan penyelidikan
penggunaan server pribadi email Hillary Clinton selama ia menjabat
sebagai sekretaris negara. Dokumen yang dirilis termasuk catatan
wawancara dengan Hillary.
"Hari ini FBI merilis ringkasan wawancara mantan Menteri Luar Negeri Hillary Cliton dengan FBI pada 2 Juli 2016 mengenai tuduhan bahwa informasi rahasia yang tidak disimpan atau dikirimkan pada server email pribadi yang ia gunakan selama masa jabatannya. Kami juga merilis ringkasan faktual investigasi FBI dalam masalah ini," kata FBI dalam sebuah pernyataan.
"Laporan ini menceritakan informasi yang dikumpulkan dalam investigasi ini. Hal ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi potensi inkonsistensi atau validitas informasi terkait," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (3/9/2016).
Terdapat dua dokumen hasil penyelidikan tersebut. Dokumen pertama setebal 47 halaman adalah ringkasan dari penyelidikan, yang dimulai pada bulan Juli 2015, atas permintaan dari Inspektur Jenderal Intelijen Masyarakat AS . Yang kedua adalah ringkasan 11 halaman dari wawancara FBI dengan Hillary pada awal Juli.
FBI menetapkan bahwa 81 rantai email berisi informasi rahasia pada saat mereka dikirim antara 2009 dan 2013, dan 68 diantaranya tetap rahasia.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan, FBI tidak menemukan bukti jika akun email atau perangkat mobile Hillary dapat dikompromikan dengan cara cyber. Namun, FBI memberikan catatan, adanya keterbatasan investigasi yang mencegah FBI meyakini jika informasi itu terganggu karena tidak semua perangkat atau komponen komputer diperoleh.
"Hari ini FBI merilis ringkasan wawancara mantan Menteri Luar Negeri Hillary Cliton dengan FBI pada 2 Juli 2016 mengenai tuduhan bahwa informasi rahasia yang tidak disimpan atau dikirimkan pada server email pribadi yang ia gunakan selama masa jabatannya. Kami juga merilis ringkasan faktual investigasi FBI dalam masalah ini," kata FBI dalam sebuah pernyataan.
"Laporan ini menceritakan informasi yang dikumpulkan dalam investigasi ini. Hal ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi potensi inkonsistensi atau validitas informasi terkait," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (3/9/2016).
Terdapat dua dokumen hasil penyelidikan tersebut. Dokumen pertama setebal 47 halaman adalah ringkasan dari penyelidikan, yang dimulai pada bulan Juli 2015, atas permintaan dari Inspektur Jenderal Intelijen Masyarakat AS . Yang kedua adalah ringkasan 11 halaman dari wawancara FBI dengan Hillary pada awal Juli.
FBI menetapkan bahwa 81 rantai email berisi informasi rahasia pada saat mereka dikirim antara 2009 dan 2013, dan 68 diantaranya tetap rahasia.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan, FBI tidak menemukan bukti jika akun email atau perangkat mobile Hillary dapat dikompromikan dengan cara cyber. Namun, FBI memberikan catatan, adanya keterbatasan investigasi yang mencegah FBI meyakini jika informasi itu terganggu karena tidak semua perangkat atau komponen komputer diperoleh.
(ian/indo)