Kondisi Kedubes RI Di Berlin Mirip Ruko
Tulisan ini dikutip dari redaksi "ininews24"
Redaksi Ininews24 berhasil menemukan sebuah artikel dari sebuah blog yang ditulis seorang warga negara Indonesia di Jerman. Beliau membuat tulisan bagaimana kondisi KBRI yang kurang bagus disana dan mirip sebuah rumah toko ( ruko ).
Berikut ini isi artikel blog tersebut :
Selamat Datang Jokowi di Rumah Toko KBRI Berlin! – Seri 1
Temen-temen di tanah air meminta aku
untuk menulis cerita tentang pertemuan kami dengan Pak Jokowi di Berlin.
Dikarenakan aku sibuk maka kutulis bersambung-sambung, berseri-2 secara
berkala; kala sempat nulis, kala ada ide menulis dan kala ada mood
menulis:)
Kami bertemu Jokowi selama 45 menit di
Aula KBRI Berlin yang ruangannya lebih jelek dari pada aula Kampus-2ku
saat kuliah di Yogya. Aula sekelas SD/SMP Inpres —yang kuselalu tertawa—
jika setiap kali ikut pertemuan di sana. Lihat gambar Gedung KBRI kita
bahkan ada coretan grafiti kumuh di dindingnya, mirip gedung2 di area
Slumdog:)
Sebenarnya Tim IASI – Profesional
Dirgantara Indonesia Hamburg, sudah membuat kontak intensif dengan
Komandan Paspamres di Jerman agar bisa diusahakan ketemu Pak Jokowi
secara personal beberapa menit saja, sayang jadwal beliau terlalu padat,
sempit dan amat sebentar.
Tapi lupakan KBRI, kita ke bicara Jokowi
saja yang menginspirasi. Berbeda yang pejabat-pejabat lainnya yang
sering kali datang terlambat yang membuat kita jemu menunggu, Jokowi
justru datang lebih cepat 15 menit dari Jadwal. Jadi jadwalnya kita
bersilahturahmi yang hanya 30 menit justru dapat bonus menjadi 45 menit
karena Jokowi datang lebih awal. Tidak lupa Jokowi menyalami masyarakat
di luar gedung KBRI yang kebetulan tidak dapat undangan untuk hadir di
Alua KBRI (mungkin karena keterbatasan tempat).
Hanya aku pribadi beruntung karena duduk
di barisan paling depan maka bisa salaman dengan beliau. Sangat
bersahaja kesanku pada karakter pembawaannya. Itu sebabnya, aku tidak
heran jika masyarakat memuja kebersahajaanya secara tulus. Sebuah respek
yang amat besar padaku pribadi kepada Jokowi saat berjabat tangan erat,
tidak bisa kututupi mengharu di rasaku. Dia menjabat tangan secara
tulus, bersahaja dan apa adanya.
Ini adalah kesanku ketemu
Jokowi. Jokowi itu amat menarik saat bicara! Dia ndak bisa bicara dengan
“bunga-bunga bombastis”. Dia juga tidak bicara ndhobhos penuh normatif.
Omongannya bisa kita validasi; apakah janji palsu atau ndhobos ataukah
fakta. Kita bisa langsung validasi di kenyataan antara kata dan
perbuatannya. Menariknya lagi apa yang dia katakan, dia langsung
jalankan!
Contoh: Gedung KBRI Berlin itu jelek
kayak Rumah Toko, khas stigma gedung level Kedutaan Negara terbelakang.
Orang Indonesia yang ada di Jerman pasti tahu bahwa KBRI Berlin itu
bentuknya cuma sedikit lebih baik lah dari Rumah Susun Inap orang-orang
sosial pengangguran Kalah jauh dengan Kedutaan China, India
atau Jepang. Jangan bandingkan dengan Kedutaan Perancis, Inggris, Rusia
apalagi Amerika yah di Jerman. Jadi wajar masyarakat Jerman anggap
Indonesia negara terbelakang. Lha wong KBRI-nya tidak lebih baik dari
Ruko kaki lima kok:)
Jokowi datang, lihat KBRI yang acak2an
dan jelek. Dia bilang (kira-kira seperti ini pesannya, meskipun
ucapannya tidak sama persis): Ini Gedung KBRI bikin malu. Kita Negara
besar tapi kita punya KBRI seperti Ruko di negara Super Power Jerman.
Saya (Jokowi, red) suruh bongkar ini KBRI, lalu buat KBRI baru yang
hebat. KBRI adalah “jendela” negara lain melihat kita. Jika jelek
seperti ini mana percaya negara Jerman itu pada kita.
Nah, KBRI baru (yang rencananya akan
dibangun) katanya letaknya di kawasan elit dan luasnya 3.000m2, dan
dibuat akan semegah Jepang, persis di samping Kedutaan Jepang. Biar para
Jerman; baik pemimpin, industriawan dan masyarakatnya melihat Indonesia
adalah mitra sejajar yang bisa kerja sama saling menguntungkan.
Hebatnya puluhan tahun Presiden RI yang
dulu lihat KBRI kita seperti Ruko itu apa yang mereka pikirkan yah?
Mosok mereka tidak pernah “aware” punya KBRI Ruko seperti ini? Aku saja
malu kok lihat KBRI kita di Berlin seperti Ruko, sering cengengesan kok
mentertawakan negaraku dalam hati.
Oleh Jokowi, baru 1 kali datang. Lihat
Ruko memalukan tanpa ba-bi-bu, suruh bongkar segera dan buat gedung KBRI
baru. Dana 400 Milyar disiapkan. Kita negara besar sehingga Jerman
harus anggap kita mitra sejajar. Jika sudah begini maka kerja sama besar
yang nilainya jauh lebih besar dari 400 Milyat bisa kita realisasikan.
Iya, 400 Milyar memang banyak jika untuk
dihambur-hamburkan, untuk hal yang tidak perlu. Tapi bandingkan
anggaran Rapat era SBY yang 18 Trilyun per tahun maka 400 milyar itu
terlalu kecil. Apabila 400 Milyar tsb digunakan untuk membangun “Jendela
Indonesia” secara elegant dan professional agar terbentuk trust dan
kemitraan sejajar dengan Jerman yang notabene negara super power dunia
maka akan ada “out comes” yang berlipat yang kita dapat.
Tentu saja, selain gedung megah, kualitas diplomat kita serta sinerji dengan diasporanya harus selalu ditingkatkan…
Jokowi datang, Gedung lama KBRI jadi kenangan, Gedung Baru KBRI akan memperkukuh eksistensi Indonesia di Jerman di masa datang…
Dari Tepian Lembah Sungai Elbe
Sumber = Ferizal Ramli’s Blog

