JAKARTA - Mantan Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI), yakni Munarman angkat bicara soal penembakan mati seorang perempuan muda bernama Zakiah Aini (25 tahun) di halaman Mabes Polri, Rabu sore (31/3/2021).
Munarman menyoroti penembakan yang dilakukan oleh polisi dalam menangani Zakiah yang terlihat mondar-mandir di halaman Mabes Polri.
Menurut Munarman, polisi seharusnya cukup melumpuhkan Zakiah, alih-alih langsung menembak mati gadis tersebut.
"Harusnya tindakan pelumpuhan. Apalagi ini kan perempuan. Pada kaki misalnya. Katakanlah pada tangan. Kan dilatih menembak aparat itu," ujarnya, saat berbincang dengan Refly Harun di kanal YouTube RH Family, Rabu petang.
Apalagi, menurut Munarman, dari gerak-geriknya, Zakiah bukanlah seseorang yang profesional--jika ia diasumsikan sebagai teroris atau penjahat.
"Kalau dia profesional, gerakannya tidak seperti itu. Dia pasti berusaha dan berupaya untuk menyembunyikan tubuhnya dari sasaran tembak. Mencari tempat untuk perlindungan," kata Munarman.
Karena itu, Munarman pun prihatin atas nasib yang dialami Zakiah, gadis yang diketahui merupakan bungsu di keluarganya.
Seperti diketahui, Zakiah ditembak mati tak lama usai mondar-mandir di halaman Mabes Polri.
Saat ia roboh, ia terlihat masih bergerak. Namun, tembakan demi tembakan kemudian menyusul ke tubuhnya hingga ia tak lagi bergerak.
Profil Zakiah
Zakiah Aini diketahui lahir di Jakarta, 14 September 1995. Ia memiliki golongan darah O.
Zakiah, yang masih lajang, tinggal di Jalan Lapangan Tembak Gang Taqwa Nomor 2, RT 003/RW010, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Di keluarganya, Zakiah merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Ia sempat menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi namun di-drop-out (DO) pada saat masih semester 5. Tidak diketahui mengapa ia di-DO.
Semasa hidup, Zakiah pernah tergabung dalam Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin). Hal itu dikuatkan dengan beredarnya foto kartu anggota Perbakin miliknya.
Kematian Zakiah yang tiba-tiba ditembak mati di Mabes Polri karena dianggap sebagai terduga teroris pun mengejutkan para tetangganya.
Apalagi, selama ini Zakiah dikenal sebagai sosok gadis yang baik dan santun, meski ia jarang bergaul.
Adapun jasad Zakiah langsung dikebumikan pada Rabu malam, beberapa jam usai ditembak mati, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Tidak banyak yang menghadiri pemakaman Zakiah, kecuali orang tua dan kakaknya.
Dalam video yang merekam detik-detik sebelum Zakiah ditembak yang beredar di media sosial, Zakiah terlihat berjalan seorang diri di halaman Mabes Polri.
Ia memakai pakaian hitam dengan kerudung warna biru. Ia memakai sepatu kets warna putih.
Saat roboh, terlihat ada sebuah pistol di sampingnya. Juga ada benda semacam buku berwarna kuning dekat kakinya.
Saksi menyebut bahwa ia diantar dengan sebuah mobil warna silver oleh seseorang. Namun sejauh ini belum diketahui orang yang mengantarnya.
Sebelum melancarkan aksinya, Zakiah meninggalkan surat wasiat untuk keluarganya.
Surat wasiat itu ditulisnya di secarik kertas dengan tulisan tangan. Secara keseluruhan, isi wasiatnya hampir sama dengan wasiat yang ditulis oleh Muh Lukman, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar hari Minggu lalu.
Isinya mengingatkan orang tua dan keluarga mereka untuk tak lupa mengerjakan salat dan berhenti mengambil uang di bank karena riba.
0 Reviews:
Post a Comment