Arzeti Bilbina
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mengingatkan pemerintah tidak bersikap konyol untuk tetap memaksakan perberlakuan kebijakan the new normal life di tengah masih tingginya penyebaran virus Corona atau Covid-19 ini.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini melihat, kondisi masyarakat dan juga kesiapan pemerintah belum memadai untuk menggelar kebijakan the new normal life itu.
“Please, tolong ditimbang matang-matang. Jangan konyol. Jangan seperti di kebun binatang. Kalau di kebun binatang itu kan yang kuat yang menang dan bisa bertahan. Masyarakat kita ini kan kebanyakan belum siap. Please, jangan korbankan masyarakat kita,” tutur Arzeti Bilbina, Minggu (31/5/2020).
Arzeti menyoroti khusus rencana Tahun Ajaran Baru Sekolah. Menurut Arzeti, tidak bisa terbayangkan, akan sangat banyak anak-anak sekolah menjadi korban keganasan virus Corona. Sebab, bicara sekolah hendak diberlakukan sebagaimana normalnya, pastilah akan sangat mengancam nyawa bagi anak-anak murid.
“Jumlahnya itu puluhan ribu loh. Puluhan ribu anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA. Mereka sangat rentan terkena sebaran virus Corona. Kasihan sekali anak-anak kita,” ujar Arzeti.
Anak-anak sekolah, lanjutnya, tidak akan bisa diperlakukan layaknya seperti orang-orang dewasa yang sudah mengerti mencegah penyebaran pandemic virus Corona. Mereka suka berkumpul, bermain, berlari-larian, berkeringat, ngelendot dengan orang tua masing-masing ketika diantar dan dijemput.
Belum lagi, kata Arzeti, tidak semua keluarga memiliki kendaraan pribadi yang mengantar anak-anak sekolah untuk belajar ke sekolah-sekolah mereka.
“Saya membayangkan, setiap jam 7 pagi, ada antrian panjang orang-orang tua murid mengantarkan anak-anak mereka di pintu masuk ke sekolah. Bagaimana anak-anak itu ada yang merengek atau bergelayutan dengan orang tuanya, dan juga bercanda dengan teman-temannya. Ini kondisi yang harus diwaspadai, sebab kita tak tahu ada dimana dan kapan virus Corona itu hinggap,” jelas Arzeti.
Hal yang sama juga terjadi di pondok-pondok pesantren. Menurut Arzeti, ada puluhan ribu anak sekolah yang tinggal, hidup dan belajar di pondok-pondok pesantren yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.
0 Reviews:
Post a Comment