Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
JAKARTA - Pelaksanaan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran corona di Jakarta sudah berlangsung dalam 7 minggu .
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan kebijakan pembatasan pergerakan aktivitas penduduk ini demi mencegah penyebaran virus corona di Jakarta dan menjaga kesehatan warga.
Namun, secara umum dari data mingguan yang dihimpun dari data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan belum ada tanda-tanda tren penurunan kasus baru corona di Jakarta dalam 7 minggu.
Baca Juga: Yasona Digugat Terkait Pembebasan Napi, Herman Herry: Publik Harus Fair Lihat Kebijakan Saat Krisis
Padahal pada empat minggu pertama pelaksanaan PSBB sejatinya sudah menunjukkan tren penurunan kasus infeksi baru warga yang positif corona di Jakarta.
Namun pada minggu kelima, jumlah kasus baru corona di Jakarta secara mingguan kembali mengalami kenaikan dengan total kasus baru selama sepekan mencapai 778 kasus.
Pada minggu ke enam, kasus baru warga terinfeksi virus corona di Jakarta kembali mengalami penurunan sedikit, menjadi 637 kasus.
Nah, dalam sepekan terakhir bertepatan dengan perayaan Lebaran 2020, jumlah kasus baru kembali meningkat.
Baca Juga: KPK Sentil 5 Provinsi dan 5 Kabupaten Soal Alokasi APBD Yang Sangat Besar Untuk Tangani Corona
Sepanjang Jumat (22/5) sampai Jumat (29/5) jumlah kasus baru corona di Jakarta bertambah sebanyak 737 kasus baru.
Sementara dari data jumlah orang yang meninggal karena positif corona di Jakarta selama 7 minggu pelaksanaan PSBB mengalam tren penurunan.
Kalau pada minggu pertama ada kasus warga meninggal karena positif corona di Jakarta sebanyak 92 orang, jumlahnya terlihat terus menurun dari pekan ke pekan.
Hanya, pada minggu kelima terlihat sedikit terjadi kenaikan pasien positif corona di Jakarta yang meninggal. Jika minggu keempat ada 38 kasus kematian, di minggu kelima naik menjadi 43 kematian dalam sepekan.
Jumlah kematian pasien virus corona di Jakarta ini terus menurun pada minggu ke enam dan minggu ketujuh pelaksanaan PSBB. Misalnya pada minggu keenam kematian akibat virus corona di Jakarta tercatat sebanyak 27 kasus, di minggu ketujuh turun menjadi 16 kasus.
Adapun perkembangan pasien sembuh menunjukkan tren yang masih naik turun. Data pasien corona di Jakarta yang sembuh mencapai puncak tertinggi pada minggu kelima yakni 523 pasien.
Baca Juga: Kritik Perppu Corona, Komisi III: Ada Penguasa Lebih Berkuasa dari Jokowi, KPK Tolong Kawal!
Namun dalam dua minggu terakhir tren pasien yang sembuh juga menunjukkan penurunan yakni minggu ke enam hanya ada 272 pasien yang sembuh, bahkan sepekan terakhir jumlahnya turun menjadi 249 pasien sembuh.
Sebagai catatan,Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan dalam 24 jam terakhir, pada Jumat 29 Mei 2020 ada tambahan kasus baru positif corona di Jakarta sebanyak 124 orang.
Jumlah pasien positif corona di Jakarta ini kembali menigkat jika dibandingkan dengan Kamis 28 Mei 2020 dengan tambahan harian sebanyak 103 orang.
Namun jika dibandingkan dengan Rabu (27/5) yang tercatat sebanyak 137 orang jumlah ini mengalami penurunan sedikit. Hanya saja jika dibandingkan dengan atau Selasa yang sebanyak 61 kasus atau Senin yang bertambah 67 orang, tentu angka pada Jumat (29/8) ini cukup besar.
Dengan tambahan sebanyak 124 kasus positif baru pada hari Jumat (29/5) ini maka kasus positif corona di Jakarta menjadi total sebesar 7053 orang. Pasien positif corona di Jakarta yang menjalani perawatan 2.007 orang.
Baca Juga: Yasonna Laoly Digugat, Herman Herry: Silakan, Komisi III DPR Siap Bentuk Tim Pengawas Jika Perlu!
Selain itu, pasien corona di Jakarta yang meninggal dalam 24 jam terakhir sebanyak 3 orang, sehingga total menjadi 517 orang.
Sementara jumlah pasien corona di Jakarta sembuh pada periode yang sama sebanyak 88 orang. Dengan tambahan ini maka pasien corona di Jakarta yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.807 orang.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga menyebutkan hingga Kamis (28/5) masih ada Orang Tanpa Gejala (OTG) di Provinsi DKI Jakarta 17.069 orang.
Adapun jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) corona di Jakarta pada Jumat (29/5) yang mejalani proses pemantauan sebanyak 826 orang dari total akumulasi ODP sebanyak 31.899 orang.
Sementara jumlah pasien dalam pemantauan (PDP) corona di Jakarta yang menjalani perawatan saat ini sebanyak 1.105 orang dari total akumulasi PDP selama ini sebanyak 9.959 orang pasien.
Pemerintah provinsi DKI Jakarta terus meningkatkan kapasitas pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) terhadap warga untuk mengetahui penyebaran corona di Jakarta.
Baca Juga: Ceramahi Luhut Soal HAM, Natalius Pigai: Tak Usah Jadi Pejabat Negara, Polisi Harus Stop Kasus Said Didu
Secara kumulatif hingga 28 Mei 2020 Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah melaksanakan pemeriksaan PCR di DKI Jakarta sebanyak 142.703 sampel.
"Terakhir pada 28 Mei 2020 pemeriksaan PCR dilakukan terhadap 2.565 orang," kata Kepala Dinis Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, Jumat (29/5) melalui video konfrensi.
Pemeriksaan PCR terhadap 2.565 orang itu diantaranya sebanyak 1.183 sebagai langkah untuk penegakkan diagnosa kasus baru. Hasilnya adalah 124 positif terinfeksi virus corona Covid-19, dan sebanyak 1.059 negatif terhadap pemeriksaan PCR.
Widyastuti menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun lab satelit di RSUD Pasar Minggu sejak 9 April 2020. Pemprov juga kerjasama dengan jejaring jejaring 38 laboratorium pemeriksa PCR covid di wilayah DKI Jakarta untuk melakukan pengujian sampel PCR tersebut.
Selain itu Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga melakukan rapid test di enam wilayah kota dan kota administraitif, serta di Pusat Pelayanan Keehatan Pegawai (PPKP)
Total rapid test 136.854 orang hasilnya 4% reaktif atau sebanyak 5.665 dan sisanya 131.189 orang dinyatakan non reaktif.
Baca Juga: Soal Ajakan Presiden "Berdamai” dengan Corona, Anggota DPR RI: Bukan Berarti Negara Gagal
Menurut Widyastuti, pemeriksaan masif secara selektif dilakukan denga dasar pemilihan pada daerah-daerah keluarahan merah berdasarkan peta epidemologi berdasarkan kasus angka positif dan kepadatan penduduk.
Terdapat sebanyak 58 kelurahan yang harus kami petakan, dengan sasaran kelompokl lansia ibu hamil waega dengan kmorbit penyakit atau menyandang penyakit tertentu.
Sudah memeriksa sebanyak 139.154 orang dengan hasil 4% positif atau reaktif. Perincian hasilnya sebanyak 5.613 reaktif dan 133.541 non reaktif.
Kasus positif dari rapid test teresbut diteruskan dengan swap realtime PCR, jika positif akan dirujuk ke wisma atelat atau isolasi mandiri di rumah.
0 Reviews:
Post a Comment