Senator Arkansas, AS, Tom Cotton
WASHINGTON - China dituduh secara aktif berupaya mencuri vaksin virus corona baru (COVID-19) dari Amerika Serikat (AS). Tuduhan ini dilontarkan Senator Arkansas, AS, Tom Cotton.
Cotton mengatakan Beijing menggunakan para pelajarnya yang studi di Amerika dalam upayanya tersebut. Atas tuduhan itulah, dia mendesak pemerintah Presiden Donald Trump untuk membatasi apa yang dapat mereka pelajari.
"Partai Komunis China telah mencuri kekayaan intelektual Amerika selama beberapa dekade dan mereka tidak akan berhenti secara ajaib di tengah pandemi," kata Cotton kepada Fox News dalam program "Sunday Morning Futures", Minggu (26/4/2020).
"Di tengah pandemi, properti intelektual apa yang paling berharga di dunia? Ini adalah penelitian yang dilakukan oleh laboratorium besar dan perusahaan sains kehidupan kita tentang obat-obatan profilaksis, obat-obatan terapeutik, dan akhirnya vaksin," ujarnya.
Lebih lanjut, Senator Cotton menuduh China melepaskan COVID-19—virus diyakini berasal di kota Wuhan—dan Beijing ingin mengklaim kredit untuk vaksin dan menggunakannya sebagai pengungkit terhadap seluruh dunia.
Cotton lantas meningkatkan retorika anti-China-nya dengan menyarankan pembatasan harus diberikan pada apa yang dapat dipelajari para pelajar dengan visa dari negara itu saat mereka belajar di AS.
"Jika pelajar China ingin datang ke sini dan mempelajari Shakespeare & the Federalist Papers, itulah yang perlu mereka pelajari dari Amerika. Mereka tidak perlu belajar komputasi kuantum," ujarnya yang mengusulkan pembatasan para pelajar China untuk belajar sains dan teknologi di universitas Amerika.
"Saya pikir kita perlu memperhatikan visa yang kita berikan kepada warga negara China yang datang ke AS untuk belajar," katanya. "Terutama di tingkat pascasarjana dalam bidang ilmiah dan teknologi canggih."
China belum berkomentar atas tuduhan tersebut. Beijing sendiri sebelumnya mengklaim bahwa vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan akan siap untuk dibagikan kepada pekerja medis pada September mendatang. Namun, vaksin baru bisa tersedia untuk umum pada awal tahun depan.
0 Reviews:
Post a Comment