Garong Toko Emas, 3 Perampok Bersenpi Ditembak Mati dan 2 Orang Dilumpuhkan Timah Panas
JAKARTA - Tiga garong merampok toko emas di Pasar Kemiri, Kembangan, Jakarta Barat bergelimpangan ditembak mati Polisi. Ketiganya ditembak lantaran menyerang petugas menggunakan senjata api (senpi) saat disergap. Dua rekan garong ini menyerah setelah kakinya dilumpuhkan timah panas.
Tiga tersangka yang ditembak mati, yaitu TG (50), AG (22) dan AN (23), sementara dua rekannya AG (24) dan PT(40) kakinya dilumpuhkan timah panas dibekuk terpisah di kawasan Sawangan Depok dan Kembangan Jakarta Barat, Minggu (12/4/2020) hingga Senin (13/4/2020) dinihari.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, komplotan rampok ini bernama Wetonan. Mereka tidak hanya beraksi di wilayah Jakarta, tapi juga wilayah Jawa hingga Banjarmasin.
"Mereka ini pernah beraksi di kawasan Pasar Serdang, Kemayoran Jakarta Pusat. Mereka ini merampok pakai senpi dan tak sungkan melukai korbannya jika mencoba menghalangi aksinya," kata Yusri, Senin (13/4/2020).
Dikatakan, pengungkapan aksi perampokan itu dari sejumlah alat bukti seperti CCTV yang ada disekitar lokasi perampokan toko emas
Pasar Kemiri Jalan Basmol Raya, Meruya Utara Kembangan, Jakarta Barat.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Audie S. Latuheru menambahkan, kelima tersangka merupakan residivis kasus perampokan. Mereka kerap merampok toko emas dengan meletuskan senpi ke pemilik toko apabila melakukan perlawanan.
Pasalnya, saat beraksi dikawasan Pasar Serdang, Kemayoran Jakarta Pusat para tersangka melukai pemilik toko dengan memukul menggunakan gagang senpi. "Korban mengalami luka dibagian kepala. Tapi di Pasar Kemiri korban atau pemilik toko tidak melakukan perlawanan," tukasnya.
Kelompok Wetonan
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi menjelaskan, kelompok ini memiliki nama Wetonan yang artinya beraksi sesuai dengan tanggal kelahiran sang kapten berinisial TG. "Jadi TG ini residivis dia sebagai kapten mengumpulkan empat tersangka untuk berkumpul," kata Arsya.
Kemudian, para tersangka beraksi setiap tanggal 6 seperti terjadi di beberapa wilayah salah satunya di kawasan Pasar Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat pada (6/12/2019) silam.
Setelah beraksi membawa hasil, komplotan ini langsung melarikan diri ke Daerah Jawa Tengah. Hal ini dilakukan karena sang kapten yakin kalau lari ke daerah sana bisa membuang sial dan tidak bakal ditangkap polisi.
Namun, usai merampok di Pasar Kemiri kelimanya tidak bisa lari ke sana lantaran kawasan Jawa Tengah tengah dilakukan Pembataan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga, pelaku apes dan ketika hendak ditangka para tersangka berusaha melawan menembak petugas.
"Jadi setelah beraksi mereka mengaku lari ke Jawa Tengah. Di sana TG sebagai kapten menjualnya. Hasilnya dibagi rata," terang Arsya.
Setelah bersembunyi selama berbulan-bulan, pelaku kembali lagi beraksi dan beberapa lokasi sudah menjadi korban perampokannya seperti toko emas di kawasan Pantura, Banjarmasin dan Jakarta.
"Jadi untuk penadahnya ini keempat orang tidak ada yang tahu dijual ke mana karena yang menjual adalah TG. TG selalu bilang sisa dari hasil kejahatan untuk buang sial," pungkasnya.
Arsya menuturkan, pihaknya masih menyelidiki senjata api rakitan milik tersangka yang kerap dibawa ketika beraksi. "Meski senjata api yang digunakan mereka adalah rakitan, tapi peluru yang digunakan untuk senjata api asli. Sehingga apabila ditembakan ke orang maka korban akan mati dalam waktu hitungan detik," tukasnya.
0 Reviews:
Post a Comment