Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman
ACEH - Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman alias Haji Uma melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Shelter (barak) bekas Rohingya di Desa Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (12/4/2020) petang.
Saat melakukan sidak tersebut Haji Uma turut didampingi Tauke Da n (Safrizal) pengusaha asal Lhokseumawe dan stafnya Hamdani, Sesampai dilokasi Haji Uma bersama rombongan diterima petugas TNI dan polisi serta petugas medis yang menjadi piket di shelter dan langsung menuju lokasi Shelter.
Anggota DPD RI asal Aceh H, Sudirman kepada wartawan mengatakan, kehadiran dirinya ke Shelter tersebut untuk memastikan kelayakan shelter tersebut sebagai tempat karantina warga Aceh Utara berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) COVID-19, baik yang pulang dari luar negeri maupun luar daerah.
“Kita melihat shelter yang digunakan Tim Gugus Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Aceh Utara, untuk karantina warga berstatus ODP COVID-19, alat pendukungnya belum maksimal, seperti kasur dan kipas angin tidak ada dikamar warga karantina,”terang Haji Uma.
Menurutnya dengan anggaran sekitar Rp22 Milyar lebih, seharusnya bisa memberikan kenyamanan kepada warga yang menjalani karantina selama 14 hari semenjak masuk. Namun dirinya melihat fasilitas di shelter itu belum maksimal dan memadai, ini menjadi tanda tanya kemana saja anggaran milyaran tersebut digunakan dan untuk apa.
“Jika fasilitas tidak memadai tentu warga yang menjalani karantina tentu akan jenuh dan stres dengan kondisi shelter seperti itu, maka perlu dilengkapi fasilitas seperti kasur, dan kipas angin temasuk jaringan Wafi maupun internet di lokasi supaya mereka tidak bosan dan masalah ini sudah saya sampaikan ke pada Ketua DPRK Aceh Utara Arafat Ali,”kata Haji Uma.
Haji menambahkan, saat ini di shelter tersebut ada tiga pemuda asal Aceh Utara, dua diantaranya asak Kecamatan Simpang Keuramat yang mengaku baru pulang dari Sukabumi, Jawa Barat dan satu lainnya asal Kecamayan Lhoksukon baru pulang Jakarta, sedang menjalani kerantina, terlihat ketiganya jenuh dan tidak nyaman apalagi tempat tidur hanya beralas kasur palembang yang dibawa keluarga.
“Saya sempat mewanncarai mereka, Namun, mereka yang sudah 5 hari menjalani masa katantina tidak berani menyampaikan keluhannya, hanya menyampaikan keluhan sulit mendapatkan jaringan akses Internet. Mudah-mudahan tim pencegahan dan penangganan COVID-19 Aceh Utara bisa melengkapi semua fasilitas, seperti di Arap Saudi, warga yang menjalani karantina malah ditempatkan di Hotel bintang lima dan didukung fasilitas yang memadai,” pungkasnya.
0 Reviews:
Post a Comment