Presiden AS Donald Trump
BEIJING - Kementerian Luar Negeri China naik pitam atas komentar Presiden Amerika Serikat (AS) tentang wabah virus Corona baru, COVID-19. Perselisihan ini menyebabkan kemunduran lebih lanjut hubungan antara kedua negara karena terlibat perang pernyataan.
China mengecam keras apa yang disebutnya sebagai fitnah dari AS setelah Donald Trump menyalahkan wabah COVID-19 sebagai "virus China."
“Beberapa politisi di AS menghubungkan virus Corona dengan China, dan mengolesi China. China mengekspresikan kemarahan dan penolakan yang kuat terhadap hal itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.
"Kami meminta AS untuk berhenti menunjuk China. Prioritas utama bagi komunitas internasional adalah untuk bekerja sama dalam memerangi virus," imbuhnya.
"AS harus fokus pada prioritas utamanya, dan memainkan peran konstruktif dalam kerja sama internasional tentang keamanan kesehatan," tukasnya seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (17/3/2020).
Dalam serangkaian tweet, Trump mendesak warga Amerika untuk bersatu dan mendukung tetangganya dengan tidak menimbun makanan dan kebutuhan pokok yang tidak perlu.
"Bersama kita akan tetap kuat dan mengatasi tantangan ini!" tulisnya.
“Amerika Serikat akan sangat mendukung industri-industri, seperti maskapai penerbangan dan lainnya, yang sangat terpengaruh oleh 'virus China'. Kita akan lebih kuat dari sebelumnya!” sambungnya.
Seperti diketahui virus Corona baru, COVID-19, pertama kali dilaporkan terjadi di China. Kini, virus tersebut telah menyebar ke lebih dari 130 negara dan telah merusak hubungan antara China dan AS. Keduanya saling melempar tuduhan tentang asal usul virus Corona.
Seorang profesor hubungan internasional di Universitas Renmin di Beijing, Shi Yinhong mengatakan, wabah virus Corona merusak prospek Trump untuk terpilih kembali.
"Pemilu tampak sangat berbeda baginya dibandingkan dengan tiga bulan lalu dan telah menimbulkan rasa sakit yang besar pada perekonomian," katanya.
"Ada pasang surut dalam hubungan AS-China selama tahun lalu tetapi tren fundamental sejak 2008 telah menurun," ulasnya.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telibat bentrok dengan diplomat senior China pada hari Senin lalu atas apa yang disebutnya sebagai upaya Beijing untuk mengalihkan kesalahan atas COVID-19 ke AS sebagai tuduhan - dan bahkan tuduhan konspirasi - yang terbang antara Beijing dan Washington.
Beberapa diplomat China telah mendorong teori konspirasi bahwa tentara AS berada di belakang wabah di Wuhan. Departemen Luar Negeri AS lantas mengatakan bahwa dalam sebuah pembicaraan telepon, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan kepada koleganya dari China Yang Jiechi bahwa ini bukan waktunya untuk menyebarkan disinformasi dan desas-desus yang aneh, tetapi lebih merupakan waktu untuk semua negara untuk bersama-sama melawan ancaman bersama ini.
Sementara menurut laporan media pemerintah China, selama pembicaraan itu, diplomat top Beijing Yang Jiechi mengecam kritik anggota parlemen AS terhadap upaya China mengendalikan penyakit itu.
Ia mengatakan komentar ini telah mencemarkan langkah-langkah China dan membangkitkan kemarahan warga China.