ilustrasi
BANDUNG - Menyikapi turunnya harga ayam di tingkat peternak, DPRD Kota Bandung meminta langkah nyata dari pemerintah. Turunnya harga ayam di tingkat peternak, dinilai sangat merugikan para peternak kecil.
Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Bandung Wawan Mohammad Usman mengatakan, seharusnya ada langkah kongkret dari kementrian pertanian dalam mengatasi anjloknya harga ayam ditingkat peternak. Sementara ungkapnya, harga ayam di tingkat konsumen tetap tinggi hingga Rp.35 ribu perkilogramnya.
“Kementerian Pertanian (Kementan) diharapkan dapat mengeluarkan instruksi terkait pengurangan jumlah anak ayam day old chicken (DOC). Mengingat biaya produksi sudah mencapai Rp17 ribu per kilogram.Harga itu membebani daya beli masyarakat. Meski harga di peternak merosot tajam, tetapi harga jual ayam di tingkat konsumen tetap tinggi mencapai Rp 35 ribu per kilogram," terangnya kepada wartawan di Gedung DPRD Kota Bandung Selasa (3/9/2019).
Dampak dari anjloknya harga ayam peternak tersebut, membuat tidak sedikit peternak kecil mengalami kerugian besar, bahkan hingga gulung tikar.
"Tentu ini harus jadi perhatian bersama, dengan anjloknya harga ayam peternak menyebabkan peternak gulung tikar," katanya.
Diakuinya dengan anjloknya harga ayam di para peternak, berdampak pada tidak seimbangnya perbandingan antara harga jual dengan harga pokok produksi (HPP).
Lebih jauh, selisih yang signifikan antara harga jual dengan HPP itu, maka telah membuat peternak merugi.
"Selisih harga jual sama harga harga pokok produksi jadi biang keladi, sehingga peternak ayam menghentikan usahanya," pungkasnya.