Jokowi menerima Yusril di Istana Bogor
INFILTRASI - Di luar jadwal resminya, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra di Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin (Jumat, 30/11/2018).
Pertemuan mereka berlangsung secara tertutup dan sempat diselingi salat Jumat bersama di Masjid Baitussalam, Kompleks Istana Bogor.
Saat menggelar konferensi pers bersama, keduanya secara semringah mengklarifikasi sejumlah hal.
Salah satunya soal perbedaan sikap politik mereka. Presiden menyatakan Yusril sebagai seorang kawan yang baik. Bahkan, saat jadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi juga sempat bertandang ke rumah guru besar hukum tata negara UI itu.
“Saya dengan beliau ini kawan dan sahabat yang akrab dan baik,” ujarnya di Masjid Baitussalam.
Jokowi mengenakan peci hitam, kemeja putih lengan panjang digulung, celana panjang abu-abu, dan selop hitam.
Di sisi lain, Yusril menuturkan bahwa ia sebenarnya tidak berseberangan dengan Jokowi seperti yang selama ini dikesankan publik.
“Kadang-kadang ada kritik disampaikan, tetapi semua itu dengan niat baik, kritik yang konstruktif,” ujar kuasa hukum pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin itu.
Di Pilpres 2019, PBB belum menentukan sikap politik mereka. Namun, pada rakernas pada awal Januari 2019, PBB akan membulatkan dukungan kepada pasangan Jokowi-Amin. “Insya Allah akan diputuskan Januari, nanti akan ke sana arahnya (dukung Jokowi-Maruf Amin),” tandasnya.
Dalam pertemuan rapat komite pemenangan pemilu baru-baru ini, kata dia, yang dihadiri Badan Pemenangan Pemilu PBB, seluruh provinsi dan ketua DPW semua setuju menyokong duet Jokowi-Amin.
“Tidak ada satu pun yang menolak langkah saya,” jelas Yusril.
Pada Pilpres 2014, Yusril menjadi kuasa hukum Prabowo Subianto-Hatta Radjasa.
Sebelumnya, Koalisi Indonesia Kerja pasangan Jokowi-Amin didukung sembilan partai (PDIP, Golkar, PKB, PPP, NasDem, Hanura, PKPI, PSI, dan Perindo). Dengan bergabungnya partai besutan Yusril itu, berarti total 10 partai mendukung Jokowi-Amin.
Sementara itu, pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-San-diaga Uno didukung enam partai (Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan Garuda).
Politik Cair
Pakar politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan, mengatakan bergabungnya PBB ke kubu Jokowi-Amin menunjukkan peta politik Indonesia cair. Itu merujuk ke platform PBB yang merupakan partai berbasiskan Islam
“Sekarang koalisi bukan karena kedekatan ideologis, tapi lebih pada kepentingan pragmatisme kekuasaan,” kata Bakir saat dihubungi, tadi malam.
Menurutnya, merapatnya PBB juga menambah kekuat-an Jokowi-Amin, terutama di kalangan pemilih muslim. Jika sebelumnya PKB dan PPP yang menjadi andalan Jokowi-Amin, kini PBB merupakan amunisi tambahan.
PBB, lanjut Bakir, perlu memformulasikan visi-misi Jokowi-Amin agar bisa dipahami basis pemilihnya sehingga berefek pada peningkatan elektabilitas PBB yang saat ini masih berstatus partai nonparlemen.
“Dukungan PBB perlu dilegalkan dengan pernyataan resmi mengingat partai ini sebelumnya menjadi salah satu pengkritik keras pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla,” pungkas Wakil Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
(gnr/inf)