Foto Mohammed bin Salman dan Jamal Khashoggi.
INFILTRASI - Senator Amerika Serikat, Lindsey Graham menyebut kebijakan Arab Saudi dan putra mahkotanya sebagai pemicu instabilitas di Timur Tengah.
Graham dalam sebuah artikel di surat kabar The Wall Street Journal pada hari Senin (3/12/2018) menulis, Saudi telah melecehkan hukum internasional dengan melanjutkan serangan ke Yaman dan juga kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
"Tidak adanya teguran terhadap Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah memberikan lampu hijau bahwa ia boleh menghabisi para penentangnya," tambahnya.
Kasus pembunuhan Khashoggi oleh Saudi ikut mempengaruhi hubungan Riyadh-Washington, dan banyak politisi Amerika meminta peninjauan ulang hubungan mereka.
Presiden Donald Trump mengaku kecewa atas insiden itu, namun menolak menjatuhkan sanksi atau hukuman lain terhadap Saudi, dan juga menepis kemungkinan penghentian penjualan senjata ke sekutunya itu.
Surat kabar The New York Times dalam sebuah laporan mengatakan bahwa CIA mengantongi bukti yang menunjukkan keterlibatan Bin Salman dalam pembunuhan Khashoggi.
Pada Minggu lalu, Senator Ben Cardin kepada Fox News mengatakan dia tidak ragu bahwa Bin Salman terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, yang tewas setelah memasuki konsulat Saudi di kota Istanbul, Turki pada 2 Oktober.
"Tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa putra mahkota tahu apa yang sedang terjadi di Turki dan sangat terlibat dalam hal itu," kata Cardin.
(rm/inf)