Amien Rais
INFILTRASI - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais mengutarakan ketidaksetujuannya pada Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir karena memberi kebebasan bagi warga Muhammadiyah untuk menentukan pilihan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Amien Rais yang pernah menjabat sebagai Ketum Muhammadiyah bahkan mengaku bakal menegur Haedar Nasir jika tetap mengimbau warga Muhammadiyah untuk bebas memilih di Pilpres.
"Akan saya jewer keras nanti," kata Amien, Selasa (20/11).
Hal itu dikatakan Amien saat menghadiri Peringatan Milad ke-106 Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya, Jawa Timur.
"Ini tahun politik, jangan sampai Haedar Nasir mengatakan untuk Pilpres Muhammdiyah terserah masing-masing, menurut saya itu bukan fatwa, itu penyelewengan," kata dia.
Amien Rais Akan Jewer Haedar Nasir soal Sikap di PilpresKetua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir.
Bagi Amien, warga Muhammadiyah itu tersebar di sejumlah partai politik, di antaranya di PAN, PKS, PPP, dan Golkar. Artinya pada Pileg, Muhammadiyah boleh saja membebaskan kader-kadernya memilih sesuai pilihan masing-masing. Namun untuk Pilpres, kata dia, Muhammadiyah harus jelas memberikan dukungan.
PAN, bersama Gerindra, Demokrat, PKS mengusung calon presiden-wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga uno.
"Pilpres hanya satu kursi dan menentukan, jadi kita tahu itu kabinet presidensial, presiden itu menentukan sekali, jadi untuk presiden haru jelas," ujar Amien.
Warga Muhammadiyah, kata dia, haruslah memberikan dukungnya kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu. Kendati demikian, ia tak mau spesifik menyebut siapa nama pilihannya itu.
"Sudah jelas, pilih yang tidak suka mengkriminalisasi ulama, yang tidak suka bohong janjinya, yang tidak segala macam lah, enggak usah menyebut nama," kata Amien.
Amien bahkan meminta agar warga Muhammadiyah mau mengikuti arahannya, Sebab, ia menegaskan, dirinya adalah satu-satunya pimpinan yang bisa mendapatkan suara terbanyak, hal itu terjadi saat Muktamar 1998 lalu.
"Jadi dia (Haedar) keliru besar, saya ini juga ketua Muhammadiyah, ingat lho ya, tahun 1998 saya dipilih 98,5 persen itu legitimasinya tinggi sekali, sampai sekarang saya dengan Muhammadiyah," pungkasnya.
(ain/inf)