Habib Rizieq saat didatangi Polisi Saudi dikediamannya
Ditulis oleh: Asaaro Lahagu
Rizieq ditangkap di Arab. Ia dicokok, dicyduk, diamankan dan diinterogasi. Alasannya ada bendera tauhid tertempel di belakang rumahnya. Ketika aparat Saudi mendapat info itu, mereka langsung bergerak cepat. Rizieq kemudian ditangkap, ditahan dan diinterogasi 28 jam.
Soal bendera tauhid, Arab Saudi sangat alergi. Mereka sama sekali tak berkompromi. Tak ada celah soal pengibaran bendera tauhid. Walaupun tulisan di bendara itu terkait dengan simbol agama. Berani mengibarkan bendera tauhid di Arab, maka anda harus juga berani dipancung. Mengerikan.
Publik di Indonesia bertanya-tanya. Mengapa Rizieq ditangkap gara-gara bendera tauhid itu? Bukankah bendera tauhid itu disembah, dipuja dan dibela mati-matian oleh sekelompok agama di Indonesia? Bukankah bendera tauhid itu sah di mata Rizieq dan di mata Felix Siau?
Ternyata di Arab Saudi, bendera tauhid bukan dilihat sebagai simbol keagamaan. Ia dilihat sebagai simbol politik. Kelompok-kelompok ekstrimis selama ini berlindung di balik kalimat tauhid itu. Mereka menggunakan agama untuk mencapai tujuan politiknya. Kelicikan semacam ini, sangat dilarang di Arab.
Bendera tauhid dengan latar belakang hitam, identik dengan bendera HTI dan bahkan bendera ISIS. Sepak terjang ISIS dalam lima tahun terakhir ini di wilayah semenjung Arab, Asia Tengah, sangat mengerikan. Mereka menggorok leher manusia begitu sadis hanya karena perbedaan pandangan. Mereka secara sadis memperkosa wanita atas nama agama. Simbol mereka pun bendera berkalimat tauhid.
Pengalaman mengerikan itu, membuat Arab Saudi tak berkompromi sedikitpun. Ketika Rizieq menyerukan untuk memasang bendera tauhid di posko, di rumah dan di sosial media, aparat Saudi langsung siaga satu. Mereka memata-matai Rizieq siang dan malam.
Tuduhan adanya Intetelijen Busuk
Tak ada yang bisa diperbuat Rizieq di Arab saat dicokok. Pongahnya tak laku. Demo tak ada. Nasibnya tak bisa dibela. Kalau saja KBRI di Arab tak menjaminnya, mungkin ia sekarang lagi stress di tahanan. Rizieq di Arab tak bermanfaat. Ia hanya dilihat sebagai manusia bermasalah. Tak lebih dari itu.
Nasib tragis Rizieq di Arab yang tinggal di rumah bak gubuk, memalukan para pemujanya di tanah air. Di Indonesia naik Pajero dan tinggal di rumah nyaman. Di Arab tak bisa kemana-mana dan tinggal di kontrakkan. Ditambah lagi dengan penangkapan, maka nama Rizieq jatuh menukik.
Rizieq amat ketakutan sekarang di Arab. Ia bergidik ketakutan jika ditangani oleh lembaga superbody kerajaan Arab Saudi. Jika hal itu terjadi, maka nasibnya mengerikan. Ia bisa dipancung. Sementara opsi kabur dari Arab Saudi sangat sulit. Pergerakannya sudah diawasi dengan ketat.
Untuk menebus dosa, memulihkan nama Rizieq, maka Rizieq membuat alibi. Ia baik-baik saja di Arab. Bendera tauhid di rumahnya dipasang oleh intelijen busuk. Bahkan surat edaran duta besar RI di Arab diframing sebagai hoax. Semunya hanya alibi. Apa yang terjadi sebenarnya?
Para pengikut Rizieq menebar hoax bahwa ada aparat intelijen yang memasang bendera di rumahnya. Sebelumnya CCTV sudah dicopot. Ada intelejen yang menyewa rumah dekat kontrakannya Rizieq. Ini semuanya hoax. Mengapa?
Intelijen Arab sudah lama mengamat-amati pergerakan Rizieq. Secuil apapun yang terjadi di sekitar rumah Rizieq, pasti diketahui oleh aparat Arab Saudi. Buktinya, ketika ada bendera di belakang rumahnya, dia langsung dicokok. Tak butuh waktu lama. Ia langsung dicyduk gara-gara bendera itu.
Jadi tak mungkin ada intelijen busuk yang memasang bendera itu. Apalagi Muldoko langsung membantah keterlibatan BIN. Muldoko pun langsung menyemprot Rizieq dan pendukungnya bahwa operasi intelijen tidak seburuk itu. Jika ada BIN yang bergerak di Arab Saudi, maka pasti mereka tidak akan pernah menyewa rumah di dekat Rizieq.
Standar operasi intelijen tidak seburuk itu. Dengan situasi Rizieq sekarang, jika benar ada operasi intelijen, maka mereka harus bergerak dari jarak jauh. Mereka harus menjaga jarak. Pertimbangannya jelas. Rizieq sendiri sedang diamat-amati oleh aparat Saudi.
Lalu hoax yang disebarkan adalah hilangnya CCTV sebelumnya. Ini juga aneh. Bagaimana mungkin CCTV hilang di sekitar Rizieq tanpa ada berita maling masuk rumah? Jika ada yang menghilangkan kamera CCTV yang ada di luar rumah, maka hal itu perbuatan konyol.
Pusat kendali atau saver, atau on off CCTV pasti disimpan di dalam rumah. Untuk menghilangkan kontrol CCTV, maka orang harus masuk ke dalam rumah. Kalau ada orang lain masuk ke dalam rumah, mengapa tidak diberitakan? Ini mirip-mirip hoax Ratna Sarumpaet. Banyak janggalnya.
Jika orang hanya menghilangkan kamera CCTV, maka orang yang bersangkutan sebelum mencabutnya, pasti terlihat rekamannya. Jadi tidak mungkin pakai tongkat panjang untuk mencukil kamera CCTV. Inilah yang saya maksud hoax. Hoax yang dungu.
Tuduhan penghilangan CCTV di sekitar rumah Rizieq sangat janggal. Apalagi jika dikait-kaitkan dengan intelijen busuk. Operasi semacam itu tidak mungkin dilakukan oleh BIN di tengah intaian aparat Saudi. Itu sangat buruk. Dan BIN tidak dilatih untuk beroperasi buruk. Kesimpulannya tuduhan adanya intelijen busuk, adalah fitnah kepada BIN sekaligus hoax.
Jadi siapa yang menempel bendera tauhid di rumah Rizieq? Bisa Rizieq sendiri atau orang suruhannya. Bisa juga pendukungnya yang mengenal keberadaannya dan menguji seberapa konsisten ucapan Rizieq dengan perbuatannya dan bukan intelijen dari Indonesia.
Nah ketika Rizieq ditangkap dan ketakutan soal bendera tauhid, para pengikutnya di tanah air bungkam. Demo setiap hari Jumat dalam beberapa pekan terakhir langsung punah, hilang bak ditelan tsunami. Nyali mereka ciut, kecut ketika bendera tauhid di negara Arab, tempat lahirnya kalimat tauhid itu sendiri, justru dilarang dengan keras.
Jadi ketika Rizieq ditangkap ketakutan, aksi demo setiap Jumat hilang dan tinggal hoax dan fitnah yang bisa disebar. Astaga!!
******