RI-Malaysia Sepakati Terobosan Baru Soal Isu Perbatasan
INFILTRASI - Indonesia dan Malaysia telah menyepakati dan membuat banyak kemajuan signifikan dan juga terobosan dalam berbagai bidang kerja sama, termasuk soal isu perbatasan. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan Joint Commision Meeting for Bilateral Cooperation (JCBC) ke-16 antara Indonesia dengan Malaysia.
"Setelah 13 tahun bernegosiasi, tim negosiator kedua negara telah menyelesaikan negosiasi atas dua wilayah perbatasan penting, yakni di Selat Malaka dan Sulawesi," ucap Menlu Retno di Palace of the Golden Horses di Kuala Lumpur, (21/11/2018).
Kedua negara juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) no 21 mengenai Demarkasi dan Survei Perbatasan Internasional pada Oktober 2018. Tidak hanya itu, tim negosiator kedua negara mencapai kesepakatan mengenai dua segmen perbatasan darat, dalam isu yang disebut Outstanding Border Problem atau OBP.
Menlu Retno menyebut Indonesia dan Malaysia telah menyepakati dua dari lima OBP di sektor perbatasan timur di Kalimatan Utara dan Sabah. Ia berharap Malaysia akan terus berkoordinasi dengan Indonesia untuk menyelesaikan lima OBP lainnya, untuk kemudian bernegosiasi mengenai OBP lain di bagian barat.
"Kita telah menyelesaikan negosiasi Border Crossing Agreement (BCA), dan juga hampir menyelesaikan peninjauan soal Border Trade Agreement (BTA) tahun 1970," sebut Menlu Retno.
"BCA dan BTA akan memperkuat kerja sama ekonomi di perbatasan, dan juga meningkatkan taraf hidup warga perbatasan di kedua negara," lanjut dia.
Selain soal perbatasan, Indonesia dan Malaysia juga hampir menyelesaikan kerangka MoU soal rekrutmen dan penempatan pekerja domestik. Indonesia juga telah mengajukan proposal soal MoU penangkapan ikan ilegal atau IUU Fishing.
Kerangka Mou lainnya yang masih dibahas adalah soal pendidikan, implementasi konservasi badak sumatra dan penegakan hukum kejahatan perdagangan manusia atau human trafficking.
"Saya menyerukan kepada Malaysia untuk melanjutkan diskusi dan menyelesaikan sejumlah kerangka MoU tersebut," ungkap Menlu Retno.
Bersama Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah, Menlu Retno juga mengaku telah mendiskusikan berbagai isu regional. Ia dan Menlu Saifuddin sepakat untuk menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan perdamaian dan kesejahteraan.
Keduanya juga sepakat untuk terus melawan kampanye negatif sejumlah pihak terhadap industri kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia. Selain itu, Menlu Retno dan Saifuddin juga melanjutkan komitmen kedua negara unuk terus mendukung Palestina dalam mencapai solusi berkesinambungan.
(wil/inf)