Oknum Lurah di Ternate Diduga Bobol Brankas PUPR
INFILTRASI - Kepolisian Resort (Polres) Ternate melalui Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) terus mendalami kasus pembobolan brangkas yang ada di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ternate, yang terjadi pada Desember 2017.
Pendalaman kasus pembobolan brankas kantor PUPR Kota Ternate ini sudah mulai mendapat titik terang otak dibalik hilangnya 63 gaji pegawai senilai 250 juta.
Kapolres Ternate ABP Azhari Juanda melalui Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim), AKP Randhir Prakarana saat dikonfirmasi awak media, Selasa (20/11/2018) mengatakan, orang yang dicurigai sebagai pelaku pembobol brankas kantor PUPR Ternate tidak lain adalah tersangka kasus pembobolan brankas toko PT. Credo atas nama Rustam Kharie alias Utam yang tidak lain adalah lurah aktif pada salah satu kecamatan di Kota Ternate.
“Saksi-saksi dan alat bukti untuk kita tetapkan Rustam sebagai tersangka pembobol brankas PUPR Ternate masih minim, bahkan dalam pemeriksaan secara maraton, tersangka juga tidak mengaku melakukan aksi di Kantor PUPR Ternate, yang jelas dia juga tidak mau mengaku meskipun kita tidak mengejar pengakuan tersangka,” tegas Randhir.
Dengan keterbatasan saksi dan alat bukti, maka lanjut Randhi, kasus PUPR saat ini masih mengalami kendala tersendiri terutama keterangan sejumlah saksi.
“Alat bukti dan lain yang menjerat dia masih sulit,” tuturnya.
Untuk itu saat ini, pihaknya masih belum mau berandai-andai untuk menuduh yang bersangkutan adalah otak dari kasus tersebut, namun jika dilihat dari berbagai modus dan alat bukti yang digunakan saat melancarkan aksi di Tokoh, memang modus Anya sangat mirip dengan aksi di kantor PUPR Ternate.
“Kalau dilihat dari aksi yang dilakukan pada satu toko, memang kemungkinan besar dia juga pelaku pembobol brankas di Kantor PUPR Ternate,”akunya.
Kasat mengaku, untuk penanganan kasus pembobolan brankas di satu toko, memang pihaknya telah mengamankan sejumlah bukti, dan untuk sementara yang masih dicari senilai Rp 30 juta.
“Masih 30 juta lagi yang belum kita dapat, makanya kita juga telah mengagendakan untuk melakukan pemeriksaan terhadap dua istri tersangka kasus pembobolan brankas tersebut,” pungkasnya.
(id/inf)