Kepala Organisasi Energi Atom Yordania, Khaled Toukan
INFILTRASI - Sementara beberapa negara Arab sedang mengejar normalisasi hubungan dengan Zionis Israel, ketua Organisasi Energi Atom Yordania mengingatkan bahwa program dan pola perilaku nuklir Israel adalah ancaman paling berbahaya bagi keamanan Timur Tengah.
Sejak 2011, Israel telah menyelesaikan tiga tahapan dalam hubungannya dengan negara-negara Arab. Terjadinya kebangkitan Arab dan runtuhnya beberapa diktator sesrta bergetarnya basis kekuatan beberapa penguasa Arab lainnya telah menyebabkan beberapa pejabat politik dan militer Israel mengakui bahwa Tel Aviv berada dalam periode terburuk. Karena kebangkitan di negara-negara Arab telah meningkatkan keterisolasian Israel di Timur Tengah.
Krisis di Suriah terjadi lewat koordinasi Barat dengan pimpinan Amerika Serikat dan beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi, menandai tahap lain dalam kebijakan luar negeri Zionis Israel. Pada titik ini, kekhawatiran Israel tentang implikasi kebangkitan Arab berkurang. Pendudukan Irak oleh teroris Daesh serta berkuasanya Raja Salman dan anaknya Mohammed di Arab Saudi ditambah Donald Trump menjadi Presiden Amerika serikat sangat menguntungkan rezim Zionis. Situasi ini mengarah pada pembentukan tahap baru dalam kebijakan luar negeri Israel yang berusaha menormalkan dan memperkuat hubungan dengan beberapa negara Arab.
Faktanya, kekacauan dan ketidakamanan di dunia Arab setelah kebangkitan rakyat telah menyebabkan Israel mengejar tujuannya seperti perluasan teritorial marginalisasi masalah Palestina serta pendekatan anti-Iran dengan lebih tenang. Sementara pada saat yang sama, Israel memainkan peran pertama dalam penyebaran ketidakamanan, kekerasan dan kekacauan di Timur Tengah.
Program nuklir Israel serta model perilaku nuklir Israel adalah salah satu penyebab utama ketidakamanan dan kekerasan di Timur Tengah. Model perilaku nuklir Israel dapat dieksplorasi dalam tiga dimensi. Israel memiliki setidaknya 200 hulu ledak nuklir, tidak mengizinkan mengunjungi fasilitas nuklirnya, termasuk situs nuklir Dimona, dan tidak bergabung dengan NPT (Perjanjian Non-proliferasi Nuklir).
Isu-isu ini digarisbawahi oleh Kepala Organisasi Energi Atom Yordania, Khaled Toukan pada pertemuan keamanan baru-baru ini di Amman, ibukota Yordania. Menurut Khaled Toukan, program nuklir Israel adalah sumber proliferasi senjata pemusnah massal dan ancaman paling berbahaya ke Timur Tengah. Pola perilaku Israel ini memperluas perlombaan senjata di Timur Tengah.
Pada saat yang sama, perlu diketahui bahwa poin penting dalam masalah ini bagaimana Amerika mengelola protes rakyat di dunia Arab dan menyeret mereka dalam pusaran perang melawan terorisme juga dilakukan demi menjamin kepentingan Zionis Israel. Faktanya adalah bahwa keamanan dan kepentingan Israel menyebar melalui kekerasan, ketidakamanan dan kekacauan di negara-negara Islam, serta perselisihan antara negara-negara Islam. Dengankata lain, "perang internal peradaban" di dunia Islam.
(prs/inf)