Muhammad Rizieq Shihab, Imam besar Front Pembela Islam (FPI)
JAKARTA - Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab diklaim marah besar karena kepolisian membebaskan tiga anggota anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama pembakar bendera di Garut.
"Beliau sangat kecewa, sangat marah, sangat prihatin betul di negara mayoritas Muslim terjadi pembakaran kalimat tauhid," kata Juru Bicara FPI Slamet Maarif di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (29/10).
Rizieq kata Slamet, selalu memantau perkembangan kasus pembakaran bendera yang terjadi pada peringatan Hari Santri Nasional itu dan berharap kasus itu dituntaskan dan pelaku dipenjara.
"Beliau sangat berharap untuk bisa diproses dan harus dipenjarakan. Enggak boleh dibebaskan," katanya.
Selain itu, Slamet mengatakan Rizieq telah menyerukan aksi bela tauhid, termasuk yang akan berlangsung Jumat besok, 2 November.
"Ya makanya tanggal 2 besok, November, kami akan turun lagi, untuk mendesak kepolisian untuk memproses pelaku pembakaran. Tidak boleh bebas," kata Slamet.
Sebelumnya, Polda Jawa Barat menetapkan tiga orang sebagai tersangka terkait insiden pembakaran bendera kalimat tauhid dalam Hari Santri Nasional (HSN) di Limbangan, Garut.
"Tiga orang tersangka, satu orang yang membawa bendera, dua orang yang membakar bendera," kata Umar.
Namun tak diketahui, ketiga tersangka itu ditahan atau tidak.
(swo/arh)