Ali Mochtar Ngabalin, Politisi Partai Golkar
JAKARTA - Politisi Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin dipercaya menjadi tenaga ahli utama di Kantor Staf Presiden (KSP), Rabu (23/5/2018).
Dikabarkan Ngabalin berada di bawah Deputi IV KSP yang membidangi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi.
Disana, Ngabalin akan bertugas menjadi juru bicara pemerintah.
Dirinya melaksanakan tugas bersama-sama dengan Johan Budi, Prof Ahmad Erani, dan Adita Irawati.
Ngabalin mengaku mendapat tugas mengklarifikasi banyak hal yang mungkin tidak benar dan berkembang soal pencapaian kerja pemerintah di masyarakat.
"Mengklarifkasi penjelasan yang sebenarnya tentang pencapaian oleh pemerintah," ucap mantan anggota DPR RI dari Partai Bulan Bintang 2004-2009 itu.
Selain itu, dirinya juga mempunyai kewajiban untuk meluruskan tentang fitnah yang ditujukan kepada Presiden dan pemerintah.
Baca juga: Politisi Golkar Ini Diangkat Jadi Staf Ahli KSP dan Jubir Pemerintah
Punya Jaringan Kuat
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko mengatakan pengangkatan Ali untuk memperkuat peran KSP berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2015.
Salah satu peran KSP yang disoroti adalah mengenai fungsi komunikasi politik kepada publik.
Moeldoko menilai Ali merupakan politikus senior yang memiliki banyak pengalaman dan jaringan.
"Dia adalah politikus senior yang punya banyak pengalaman dan jaringan. Dia ini juga akan membantu mengkomunikasikan apa yang sudah dikerjakan oleh pemerintah. Sudah banyak program dan kebijakan yang dibuat pemerintah serta memerlukan komunikasi ke publik yang lebih luas," kata Moeldoko dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/5/2018).
Diketahui, dalam karirnya, Ali Mochtar Ngabalin diketahui sebagai mubaligh dan pimpinan pondok pesantren.
Tak hanya itu, ia juga aktiv mengajar sebagai dosen luar biasa di sebuah institut agama Islam.
Selain jadi politisi, Ali juga sempat menjadi sebagai Ketua DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) serta menjabat direktur eksekutif di sejumlah lembaga nirlaba.
Baca juga: Sepak Terjang Ali Ngabalin Dari Kritik SBY, Jadi Timses Prabowo Hingga Jubir Jokowi
Kritik
Diketahui sebelumnya Ngabalin sempat melontarkan berbagai kritikan terhadap pemerintah.
Namun, ia beralasan justru masuk ke pemerintahan agar bisa menjadi penyambung antara kepentingan ulama dengan pemerintah.
Ngabalin juga menegaskan bahwa tak ada yang abadi dalam politik.
"Ya politik itu kan sebetulnya dinamis. Saya pikir teman teman di media tahu politik itu dinamis. Itulah khasanah politik yang membuat kita menjadi kaya," ujarnya.
Sedangkan menurut Moeldoko, hal ini bukan menjadi persoalan.
"Bagi pemerintah, tidak ada yang namanya lawan politik. Semua adalah partner dalam demokrasi," ujar Mantan Panglima TNI tersebut.
(trbn/in)