Ferry Juliantono
JAKARTA - Waketum Gerindra Ferry Juliantono menilai dialog yang bakal dilakukan oleh Prananda Prabowo dengan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) justru memperlihatkan posisi Presiden Jokowi sedang tidak menguntungkan. Fery melihat komunikasi antar keduanya hanya untuk menjaga elektabilitas Jokowi yang sedang menurun.
"Ya sebenarnya kalau apa namanya, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap langkah-langkah yang sudah dilakukan partai-partai, oleh pribadi atau tokoh-tokoh di antara partai pendukung di kubu Pak Jokowi sebenarnya justru memperlihatkan posisi Pak Jokowi lagi dalam kurang menguntungkan," kata Ferry saat dihubungi media ini, Sabtu (24/2).
Jokowi dinilai tidak mampu menumbuhkan perekonomian Indonesia sejak tahun 2014. Selain itu, Fery juga melihat kepemimpinan Jokowi tidak menambah lapangan pekerjaan untuk rakyat. Sehingga menurutnya hal tersebut membuat elektabilitas Jokowi terus tergerus.
"Pertama saya melihat kalau lihat dari pemilih sekarang kan ekonomi hancur. Tandanya dia pertumbuhan ekonomi nggak naik-naik yang katanya 7 persen tapi dari tahun 2014 sampai sekarang 5 persen. Jadi lapangan pekerjaan nggak ada industri nggak tumbuh jadi kemudian akibatnya kesenjangan ekonomi semakin menganga," ujarnya.
Baca: Ajakan Dialog AHY Diterima, PDIP: Bagus Jugalah, Nggak Usah Berantem..!!
"Kemudian tax rasio kita dibawah 10 persen artinya sumber pendapatan negara yang nggak ada juga makanya tandanya itu infrastruktur dihentikan proyek itu. Karena sebetulnya anggarannya nggak ada bukan karena infrastruktur syaratnya rubuh segala macem. Jadi terus impor produk-produk terutama produk pertaninan itu kan akan buat petani kita hancur. Oleh karena itu di tengah kekhawatiran elektailitas turunnya Jokowi menurut saya satu-satunya dilakukan adalah cepet-cepet untuk memberi dukungan kembali ke Pak Jokowi dan kemudian bisa jadi manuver yang dilakukan itu," lanjut Ferry.
Lebih lanjut, pertemuan Prananda dengan AHY nanti menurut Ferry tidak akan mempengaruhi suara rakyat pada Pilpres 2019 mendatang. Ferry optimis, masyrakat Indonesia akan berpihak pada kubu oposisi nanti.
"Ya rakyat sih sekarang artinya sebagai oposisi, rakyat pasti akan memilih yang oposisi dengan pemerintah sekarang," ujar Ferry.
Gerindra saat ini hanya fokus untuk pemenangan di Pilkada 2018. Ferry menjelaskan, Gerindra tidak ingin terbawa suasana politik dengan adanya pertemuan antara Prananda-AHY, apalagi jika hasilnya melahirkan dukungan Demokrat untuk Jokowi di Pilpres 2019.
"Kita Partai Gerindra, PKS, insyaallah juga PAN masih konsentrasi pada Pilkada, Pak Prabowo juga sendiri menyampaikan itu nanti. Agustus akan kita putuskan atau akhir Juli akan kita putuskan. Jadi sekarang kita semua energi dilakukan untuk Pilkada yang pasti kita sudah siap hadapi Pilpres dan kita sudah punya strategi jitu untuk hadapi siapapun," jelasnya.
(idn/nkn/inf)