Jenderal Kim Yong-chol
SEOUL - Lebih dari 70 anggota parlemen atau DPR Korea Selatan (Korsel) menyerukan agar pemimpin delegasi Korea Utara (Korut) yang akan menghadiri upacara penutupan Olimpiade digantung secara terbuka dan dicincang hingga tewas.
Seruan itu diajukan dalam demonstrasi di luar Gedung Biru (Kantor Presiden Korsel) di Seoul pada hari Jumat.
Pemimpin delegasi Korut yang diutus diktator Kim Jong-un itu adalah Jenderal Kim Yong-chol. Dia akan memimpin 8 anggota delegasi untuk menghadiri upacara penutupan Olimpiade Pyeongchang pada hari Minggu (25/2/2018) sekaligus melakukan kunjungan tiga hari.
Baca juga: Penutupan Olimpiade, Korut Utus Seorang Jenderal 'Dalang' Serangan Kapal Perang Korsel 2010
Jenderal Pyongyang itu merupakan mantan kepala mata-mata Korea Utara yang oleh Seoul dianggap sebagai dalang serangan terhadap kapal perang Korsel Pohang-class, Cheonan, pada tahun 2010. Serangan torpedo tersebut membuat kapal tenggelam dan menewaskan 46 pelaut.
Namun, Korut berulang kali menolak dikaitkan dengan tragedi kapal perang Korea Selatan.
”Kim Yong-chol adalah penjahat perang yang menyerang Korea Selatan. Dia layak dihukum mati dengan digantung di jalan,” kata politisi parlemen Korea Selatan, Kim Sung-tae mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
”Bahkan jika langit terbelah dua, kita tidak bisa membiarkan penjahat kejam seperti itu—yang harus dicincang sampai tewas—diundang ke upacara penutupan Olimpiade,” ujarnya.
Putri Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Ivanka Trump, menjadi pemimpin delegasi AS pada upacara tersebut.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan bahwa tenggelamnya kapal Cheonan merupakan ulah Korea Utara. Namun, kementerian itu tidak bisa menunjuk siapa sosok yang bertanggung jawab.
Kim Yong-chol, 72, merupakan juru runding utama militer selama pembicaraan antar-Korea tahun 2006 dan 2008.
(mas/inf)