Ilustrasi
INDOPOST, JAKARTA - PT Jasa Marga Tbk mengharapkan penerapan 100% elektronifikasi atau traksaksi non tunai di jalan tol mulai 31 Oktober 2017 akan membuat arus lalu lintas di pintu masuk atau keluar tol semakin lancar. Jasa Marga menargetkan waktu transaksi dan masuk tol 4 detik setelah penerapan transaksi non tunai penuh.
"Kalau pakai e-toll di gardu otomatis ini kami sebenarnya menargetkan 2 detik untuk transaksi taping dan 2 detik untuk keluar atau masuk tol. Kalau pakai transaksi tunai bisa memakan 8-10 detik untuk transaksi saja," kata Vice President Operations Management Jasa Marga Raddy R Lukman, Senin (30/10).
Raddy mengatakan, target 4 detik itu sebetulnya sudah tercapai di gerbang tol yang penerapan elektronifikasi sudah mendekati 4%. Sementara kemacetan yang terjadi di gerbang tol selama masa transisi atau sebelum 31 Oktober 2017 menurut Raddy adalah hal yang wajar.
"Dalam masa transisi ini memang masih sering terjadi dialog karena tidak mempunyai kartu e-toll, top up kurang, sehingga menghambat mobil yang ada di belakangnya. Itu yang membuat selama ini masih sering macet di pintu tol. Tapi itu menurut saya wajar dalam masa transisi," kata Raddy.
Raddy bilang, pihaknya akan terus meningkatkan infrastruktur di gardu tol agar elektroifikasi jalan tol dapat berjalan dengan baik. Saat ini, di Jabodetabek, Jasa Marga sudah memiliki 143 gardu otomatis yang bisa melayani transaksi non tunai.
Untuk mendukung program 100% transaksi non tunai per 31 Oktober 2017, Jasa Marga bekerjasama dengan perbankan akan menyiapkan fasilitas top up non gunai di setiap gerbang dan rest area.
"BNI akan mendrop 44 alat top up kartu, dan 50 alat dari Bank Mandiri yang akan di sebar di gerbang tol yang ramai. Sementara untuk top up tunai belum kita buat karena malah akan membuat antrian panjang," kata Raddy.
Nantinya mesin-mesin top up akan disediakan di lajur sendiri dan jauh dari gardu otomatis agar tidak menimbulkan kemacetan.
Sementara Kepala Badan Pengatur jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, saat ini sudah tersedia 847 mesin edisi top up non tunai di sepanjang jalan tol dan sedangkan dipersiapkan sebanyak 484 lagi.
Raddy mengatakan, target 4 detik itu sebetulnya sudah tercapai di gerbang tol yang penerapan elektronifikasi sudah mendekati 4%. Sementara kemacetan yang terjadi di gerbang tol selama masa transisi atau sebelum 31 Oktober 2017 menurut Raddy adalah hal yang wajar.
"Dalam masa transisi ini memang masih sering terjadi dialog karena tidak mempunyai kartu e-toll, top up kurang, sehingga menghambat mobil yang ada di belakangnya. Itu yang membuat selama ini masih sering macet di pintu tol. Tapi itu menurut saya wajar dalam masa transisi," kata Raddy.
Raddy bilang, pihaknya akan terus meningkatkan infrastruktur di gardu tol agar elektroifikasi jalan tol dapat berjalan dengan baik. Saat ini, di Jabodetabek, Jasa Marga sudah memiliki 143 gardu otomatis yang bisa melayani transaksi non tunai.
Untuk mendukung program 100% transaksi non tunai per 31 Oktober 2017, Jasa Marga bekerjasama dengan perbankan akan menyiapkan fasilitas top up non gunai di setiap gerbang dan rest area.
"BNI akan mendrop 44 alat top up kartu, dan 50 alat dari Bank Mandiri yang akan di sebar di gerbang tol yang ramai. Sementara untuk top up tunai belum kita buat karena malah akan membuat antrian panjang," kata Raddy.
Nantinya mesin-mesin top up akan disediakan di lajur sendiri dan jauh dari gardu otomatis agar tidak menimbulkan kemacetan.
Sementara Kepala Badan Pengatur jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, saat ini sudah tersedia 847 mesin edisi top up non tunai di sepanjang jalan tol dan sedangkan dipersiapkan sebanyak 484 lagi.
(Dina/indo)