Vice President AS, Mike Pence
INDOPOST, WASHINGTON - Wakil Presiden AS Mike Pence, menyebut persenjataan nuklir Amerika sebagai kekuatan penjaga perdamaian di dunia.
Dalam kunjungannya ke Minot Air Force Base, Pence mengatakan bahwa tidak ada kekuatan yang lebih besar untuk perdamaian di dunia ini daripada arsenal senjata nuklir AS.
Pernyataan itu disampaikan ketika AS dikenal sebagai satu-satunya negara yang menggunakan senjata nuklir dalam perang. 70 tahun lalu, Amerika meratakan dua kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dengan bom atom dan mengirim lebih dari 300.000 orang ke liang kematian.
Sebelum masa itu, senjata-senjata buatan manusia tidak menciptakan pembantaian yang mengerikan seperti itu. Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki telah menciptakan era baru, di mana umat manusia untuk pertama kalinya diliputi rasa takut akan penghancuran total planet bumi.
Hanya empat tahun setelah serangan nuklir AS di Jepang, Uni Soviet mulai menguji bom atom pertamanya dan memulai perlombaan senjata nuklir di dunia. Perlombaan ini berlanjut sehingga hampir menyeret kedua negara dalam sebuah perang nuklir pada Oktober 1962.
Pada saat itu, jika Rusia tidak mengembalikan kapal pengangkut rudal nuklirnya dari perairan Kuba, maka mungkin Presiden John F. Kennedy telah mengeluarkan sebuah perintah perang atom; sebuah perang yang bisa membunuh setidaknya 400 juta orang pada detik-detik pertama.
Saat ini, jumlah senjata nuklir Amerika saja di gudang persenjataannya mampu menghancurkan planet ini. Meski AS belum menggunakan senjata tersebut dalam 70 tahun terakhir, tapi secara langsung atau tidak terlibat dalam penyebaran senjata pemusnah massal ini.
Saat ini, dunia mengkhawatirkan perang nuklir antara Amerika dan Korea Utara, yang bisa menciptakan bencana besar bagi dunia.
Perdamaian dunia yang disinggung oleh Mike Pence, bukanlah hasil dari keadilan dan kepuasan masyarakat, tapi ia muncul di bawah bayang-bayang ketakutan akan tindakan militer AS dalam serangan nuklir terhadap pihak lain.
Ketakutan yang berimbang akan kehancuran total kekuatan-kekuatan besar, telah mencegah konflik langsung antara mereka dalam 70 tahun pasca berakhirnya Perang Dunia II.
Namun, pada saat bersamaan, kekuatan-kekuatan nuklir seperti Amerika telah memperluas medan konfrontasi dengan rivalnya ke wilayah negara-negara terbelakang dan berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Masyarakat di negara-negara tersebut menderita kerugian nyawa dan materi yang sangat besar akibat gesekan antara kekuatan-kekuatan besar. Dengan kata lain, perdamaian yang dinikmati oleh Amerika dan sekutunya di Eropa dengan senjata nuklir, merupakan hasil dari perang dan pertumpahan darah di belahan dunia lain.
(rm/indo)