Tentara Nasional Indonesia
INDOPOST, JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia ( TNI) dianggap memiliki citra paling baik di antara jajaran institusi dan kelembagaan di Indonesia. Berdasarkan hasil survei yang dirilis Penelitian dan Pengembangan Kompas, sebanyak 94 persen responden menilai TNI sebagai institusi yang memiliki citra baik, dan hanya empat persen responden yang memandang buruk TNI.
Indikator citra baik itu meningkat 3,2 persen dari survei Litbang Kompas pada periode sebelumnya.
Berdasarkan survei Kompas sebelumnya, penilaian baik terhadap TNI pada Januari 2015 adalah 91,2 persen. Angka tersebut cenderung stabil, bahkan mulai naik pada April hingga Oktober 2017.
Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) dengan 87,3 persen responden yang menganggap baik. Sementara responden yang menganggap citra KPK buruk sebanyak 9,3 persen.
Pada Januari 2015, pandangan positif responden terhadap KPK sebesar 88,5 persen. Setelah itu, angkanya sempat merosot. Penilaian baik terhadap KPK kembali meningkat sejak awal 2017 hingga saat ini.
Institusi dengan citra positif selanjutnya ditempati Polri pada posisi ketiga. Korps Bhayangkara itu mendapat penilaian baik dari responden sebesar 70 persen dan buruk sebesar 27,8 persen.
Posisi selanjutnya ditempati oleh Mahkamah Konstitusi dengan penilaian baik responden sebesar 68,9 persen dan 10,4 persen responden mengatakan buruk.
Kemudian, sebanyak 64,3 persen responden menilai Mahkamah Agung memiliki citra yang baik, dan 22,8 reaponden mengatakan institusi tersebut buruk.
Adapun kejaksaan menduduki peringkat berikutnya dengan penilaian baik responden sebesar 58,8 persen, sedangkan 31,6 responden memberikan penilaian buruk terhadap Kejaksaan.
Sebanyak 51,7 persen responden menilai Dewan Pimpinan Daerah memiliki citra yang baik, sementara 37 persen responden menilainya buruk.
Partai politik dianggap baik.oleh 47,2 persen responden. Sedangkan 43,5 persen responden menilainya buruk.
Posisi terakhir dengan nilai citra terendah ditempat Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR) yang mendapat nilai baik dari 42,2 responden sedangkan mayoritas responden, tepatnya sebesar 52,3 persen menganggap citra DPR buruk.
Berdasarkan survei Litbang Kompas dalam beberapa periode, grafik citra DPR cenderung naik turun. Pada Januari 2015, penilaian baik terhadap DPR sebesar 62,1 persen.
Setelah itu, angkanya turun. Penilaian baik responden terhadap DPR sempat naik lagi pada Oktober 2015. Lalu kemudian kembali turun ke angka 40 persen pada April 2017.
Meski begitu, mulai dari April hingga Oktober 2017 penilaian positif terhadap DPR naik hingga enam persen.
Survei Litbang Kompas menggunakan metode pemilihan sampel acak bertahap (multistage random sampling). Populasinya adalah seluruh WNI berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah yang memiliki hak pilih dalam pemilu.
Adapun jumlah sampelnya 1.200 responden yang diambil dari 32 provinsi di Indonesia. Margin of error kurang lebih sebesar 2,83 pada tingkat kepercayaan 95 persen.