Mantan Presiden AS, John F Kennedy
INDOPOST, WASHINGTON - Puluhan tahun setelah kematian John F Kennedy, Amerika Serikat akhirnya merilis 2.891 dokumen rahasia mengenai kasus pembunuhan sang presiden ke-35 itu, Kamis (26/10).
Melalui pernyataan tertulisnya, badan Arsip Nasional AS mengumumkan bahwa mereka sudah merilis dokumen itu secara melalui situs resmi mereka atas perintah dari Presiden Donald Trump.
Namun, ribuan dokumen itu belum mencakup keseluruhan data dari penyelidikan tragedi pembunuhan pada 22 November 1963 silam tersebut.
Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa ia sepakat untuk tak merilis sejumlah dokumen penyelidikan itu atas alasan keamanan.
"Departemen dan badan-badan eksekutif meminta saya agar sejumlah informasi tetap dirahasiakan demi keamanan nasional, penegakkan hukum, dan hubungan lua negeri," katanya.
Melanjutkan pernyataannya, Trump berkata, "Saya tidak punya pilihan saat ini selain menerima saran tersebut ketimbang membiarkan ada potensi ireversibel membahayakan keamanan nasional kita."
Sejumlah pejabat administrasi mengatakan kepada AFP, permintaan untuk merahasiakan sejumlah dokumen ini datang dari Badan Intelijen Pusat (CIA) dan Biro Investigasi Federal (FBI).
Reuters melaporkan, Trump awalnya ingin mengungkap semua dokumen mengenai tragedi pembunuhan itu, sesuai dengan perintah Kongres pada 1992 silam.
Mandat Kongres itu menetapkan, semua dokumen penyelidikan kematian presiden AS ke-35 itu harus dibuka untuk publik paling lambat pada 26 Oktober 2017.
Meski akhirnya tak semua data dibeberkan, sejumlah akademisi berharap dokumen yang dirilis dapat mengungkap alasan Lee Harvey Oswald menembak Kennedy dalam iring-iringan mobil kala itu.
Namun, mereka curiga dokumen dengan total 5 juta halaman itu tak dapat memecahkan teori konspirasi yang menyebutkan bahwa pembunuhan Kennedy didalangi oleh Mafia, Kuba, atau komplotan rahasia dari agen nakal.
Setelah lebih dari lima dekade, penyebab tragedi itu masih menjadi misteri besar. Meski sudah mempelajari ribuan buku, artikel, tayangan televisi, dan film, hingga kini para akademisi masih belum mendapatkan bukti kuat mengenai alasan Oswal menembak Kennedy.
"Murid saya sangat skeptis dengan anggapan bahwa Oswald adalah pembunuh tunggal. Sangat sulit bagi kami menerima itu, bahwa seseorang yang penyendiri, pecundang, dengan pikiran sendiri dapat membunuh Kennedy dan mengubah arah sejarah dunia. Namun, sejumlah bukti menunjukkan demikian," ucap profesor sejarah dari Boston College.
(has/indo)