Salah satu mobil patroli PT Freeport yang ditembaki OTK pada 17 Agustus 2017 lalu
INDOPOST, TIMIKA - Legislator Papua dari daerah pemilihan Mimika dan sekitarnya, Wilhelmus Pigai mempertanyakan sistem pengamanan di area PT Freeport Indonesia (PTFI), pascainsiden penembakan dalam dua hari terakhir, Minggu (24 September 2017), dan Senin (25 September 2017).
Ia mengatakan, sebagai perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar, manajemen PTFI tentu paham sistem pengamanan di area tambang, dan sudah seharusnya mengevaluasi sistem keamanan selama ini.
"Apakah sistem pengamanan yang mereka lakukan selama ini sudah cukap kuat untuk menunjang aktivitas penambangan mereka. Kalau sistem pengamanan kuat, yang kini menjadi pertanyaan publik, kenapa sampai saat ini masih ada penembakan?" kata anggota Komisi I bidang keamanan, hukum dan HAM itu via teleponnya, Senin (25/9/2017).
Menurutnya, ia tidak tahu persis berapa kekuatan personel pengamanan di area PTFI dari kepolisian, TNI dan sipil. Namun akibat masalah keamanan selama ini, membuat karyawan dan perusahaan tidak dapat beraktivitas dengan baik.
"Ini pertanyaan kita yang bukan orang dalam manajemen PTFI. Informasinya, sistem keamanan di PTFI cukup kuat, tapi kenapa selalu ada penembakan," ujarnya.
Katanya, PTFI merupakan perusahaan asing milik Amerika yang berinvestasi di Indonesia, sehingga tentu ditunjang kemampuan teknologi pengamanan yang kuat.
"Saya pikir manajemen PTFI harus bisa mengevaluasi ini. Polisi juga harus menangkap pelaku, karena selama ini pelaku penembakan tidak pernah ditangkap dan terungkap," katanya.
Polisi lanjut Wilhelmus, dapat mengungkap kasus yang dikategorikan cukup rumit, dengan kemampuan dan peralatan canggih yang dimilikinya. Namun dalam pengungkapan kasus di area PTFI, hasilnya bisa disebut minim.
"Kalau tidak dapat mengungkap pelaku, saya pikir ini tidak masuk akal. Selain itu, intervensi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten penting, karena Freeport juga memberikan hasil kepada negara dan daerah. Karyawan yang bekerja di PTFI, juga warga negara yang harus mendapat perlindungan keamanan," ucapnya.
Setelah sebelumnya, Minggu (24/9/2017), terjadi penembakan di area PTFI oleh orang tak dikenal (OTK), aksi serupa kembali terjadi, Senin (25/9/2017) sekira pukul 10.25WP.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol A.M Kamal mengatakan, penembakan oleh OTK kali ini, terjadi di mile 60.5, ketika kendaraan patroli zona dari area mile 58 menuju mile 64 melintas di area mile 60.5.
"Ditembaki dari sebelah kiri jalan arah ke Tembagapura. Sopir bernama Ronald Sajensolar, terkena serpihan kaca pada pipi kiri dan bahu kiri, sehingga harus menjalani perawatan," kata Kombes Pol Kamal.
(jb/indo)