Zakir Abdul Karim Naik saat bertemu Ketua MPR (Desynta)
INDOPOST, JAKARTA - Ulama kondang asal India, Zakir Abdul Karim Naik angkat bicara mengenai terorisme yang selalu dikaitkan dengan Islam. Kata dia, ada pergeseran makna jihad yang menjadi landasan aksi terorisme.
"Salah satu kekeliruan terbesar adalah kata jihad," ujarnya saat berkunjung ke Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3).
Zakir menuturkan, sebagian besar muslim percaya bahwa perang, apakah untuk maksud kekayaan, untuk kepentingan pribadi, perebutan lahan adalah bentuk jihad. Padahal, jihad tidak berarti perang untuk alasan apapun.
Jihad ditafsirkan Zakir Naik adalah berjuang. Dalam konteks Islam artinya berjuang terhadap diri sendiri. Jihad juga untuk membuat masyarakat lebih baik dan membela diri. "Jihad juga berjuang terhadap penindasan. Tapi hari ini, kata-kata jihad diterjemahkan sebagai perang," sesalnya.
Seringkali dikatakan sejumlah orang jihad dalam bahasa arab artinya perang suci. Namun Zakir Naik mengatakan, hal itu tidak ditemukan Alquran dan hadis.
Adapun kata perang suci digunakan ketika nasrani menyebar agama atas nama dan kekerasan. "Itulah perang suci," sebut penulis tentang Islam dan perbedaan agama itu.
Murid dari Ahmad Deedat itu menjelaskan, di dalam Alquran jelas dikatakan, apabila orang yang membunuh manusia lainnya, apakah korupsi atau apapun, artinya telah membunuh seluruh umat lain.
"Apabila orang lihat, menyelamatkan seseorang, artinya kita menyelamatkan seluruh. Itu tidak dapat ditemukan di agama lainnya. Apakah itu di injil, perjanjian lama, tidak ada ayat lain," pungkas Zakir Naik.
(dna/indo)