Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Indramayu, Hapid Mahpud Idrus
INDOPOST, INDRAMAYU – Sekalipun kualitas beras untuk rakyat
miskin (Raskin) sering dianggap menjengkelkan masyarakat, namun
kehadirannya dirindukan warga miskin. Apalagi sejak awal Tahun 2017
hingga sekarang, Raskin di Kabupaten Indramayu telat disalurkan ke
masyarakat.
“Sudah hampir dua bulan ini kita belum bisa menebus raskin, padahal masyarakat miskin sudah sangat mengharapkan raskin segera direalisasi,” kata Ny. Inih, 41 salah seorang warga Indramayu. Katanya, Raskin sekalipun terkadang mutunya tidak bagus, karena misalnya berbau apek dan mengapur namun karena harganya murah tetap diburu masyarakat miskin.
Ditanya mengenai keterlambatan penyaluran Raskin di Kabupaten Indramayu Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Indramayu, Hapid Mahpud Idrus mengakui kendala terlambatnya penyaluran Raskin di Indramayu itu karena yang pertama, regulasi atau peraturan dari Kemensos selaku pemberi bantuan itu belum diterima.
“Termasuk di dalamnya, target sasaran keluarga miskin atau penerima manfaat belum ada. Insya Allah kalau regulasinya sudah diterima, Kami akan segera menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tingkat Kabupaten Indramayu. Termasuk sosialisasi kepada para kades atau kuwu dan camat. Setelah sosialisasi itu Raskin segera disalurkan, sebab Dolog pun sudah siap menyalurkan Raskin ke masyarakat,” ujarnya.
Menyinggung soal kepastian waktu penyaluran Raskin itu kata Hapid, pihaknya sudah ngobrol-ngobrol dengan Kadinsos Provinsi Jabar, Arifin Harun.
“Beliau menyuruh kita untuk siap-siap. Nanti akan diundang oleh Kadinsos Provinsi Jabar, termasuk Biro Produksi dari Gedung Sate. Pada Minggu terakhir bulan Februari 2017 akan ada Rakor Tingkat Provinsi Jabar. Setelah Rakor itu nanti kita jelas regulasinya juga jelas sasarannya. Nanti akan segera Kita buatkan Peraturan Bupati (Perbup) nya dan mudah-mudahan sudah bisa terlaksana,” katanya.
Kadinsos menyebutkan, jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima manfaat raskin di Kabupaten Indramayu Tahun 2017 ini menurun menjadi 161 ribu RTS. Tahun 2016 jumlah penerima manfaat 174 RTS. Penurunan itu katanya karena memang yang mendata pihak Badan Pusat Statistik (BPS).
“Ya mudah-mudahan dengan menurunnya jumlah RTS ini barangkali mengindikasikan bahwa tingkat kemiskinan di Kabupaten Indramayu mulai berkurang,” ujarnya.
Adapun mengenai jatah pembelian Raskin setiap Kepala Keluarga (KK) jumlahnya sebanyak 16 Kg. “Jumlahnya Kita masih regular. Ini barangkali salah satunya telat menyalurkan, karena pihak
Kemensos mendahulukan perubahan yang tadinya dengan sistem reguler sekarang ke sistim penerimaan bantuan langsung pangan non tunai,” ujarnya.
“ Padahal kemarin, Kota Banjar sudah realisasi dengan pihak provinsi. Jadi mungkin akan didahulukan pelaksanannya. Selanjutnya mungkin ke Indramayu,” katanya.
(taryani/indo)
“Sudah hampir dua bulan ini kita belum bisa menebus raskin, padahal masyarakat miskin sudah sangat mengharapkan raskin segera direalisasi,” kata Ny. Inih, 41 salah seorang warga Indramayu. Katanya, Raskin sekalipun terkadang mutunya tidak bagus, karena misalnya berbau apek dan mengapur namun karena harganya murah tetap diburu masyarakat miskin.
Ditanya mengenai keterlambatan penyaluran Raskin di Kabupaten Indramayu Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Indramayu, Hapid Mahpud Idrus mengakui kendala terlambatnya penyaluran Raskin di Indramayu itu karena yang pertama, regulasi atau peraturan dari Kemensos selaku pemberi bantuan itu belum diterima.
“Termasuk di dalamnya, target sasaran keluarga miskin atau penerima manfaat belum ada. Insya Allah kalau regulasinya sudah diterima, Kami akan segera menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tingkat Kabupaten Indramayu. Termasuk sosialisasi kepada para kades atau kuwu dan camat. Setelah sosialisasi itu Raskin segera disalurkan, sebab Dolog pun sudah siap menyalurkan Raskin ke masyarakat,” ujarnya.
Menyinggung soal kepastian waktu penyaluran Raskin itu kata Hapid, pihaknya sudah ngobrol-ngobrol dengan Kadinsos Provinsi Jabar, Arifin Harun.
“Beliau menyuruh kita untuk siap-siap. Nanti akan diundang oleh Kadinsos Provinsi Jabar, termasuk Biro Produksi dari Gedung Sate. Pada Minggu terakhir bulan Februari 2017 akan ada Rakor Tingkat Provinsi Jabar. Setelah Rakor itu nanti kita jelas regulasinya juga jelas sasarannya. Nanti akan segera Kita buatkan Peraturan Bupati (Perbup) nya dan mudah-mudahan sudah bisa terlaksana,” katanya.
Kadinsos menyebutkan, jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima manfaat raskin di Kabupaten Indramayu Tahun 2017 ini menurun menjadi 161 ribu RTS. Tahun 2016 jumlah penerima manfaat 174 RTS. Penurunan itu katanya karena memang yang mendata pihak Badan Pusat Statistik (BPS).
“Ya mudah-mudahan dengan menurunnya jumlah RTS ini barangkali mengindikasikan bahwa tingkat kemiskinan di Kabupaten Indramayu mulai berkurang,” ujarnya.
Adapun mengenai jatah pembelian Raskin setiap Kepala Keluarga (KK) jumlahnya sebanyak 16 Kg. “Jumlahnya Kita masih regular. Ini barangkali salah satunya telat menyalurkan, karena pihak
Kemensos mendahulukan perubahan yang tadinya dengan sistem reguler sekarang ke sistim penerimaan bantuan langsung pangan non tunai,” ujarnya.
“ Padahal kemarin, Kota Banjar sudah realisasi dengan pihak provinsi. Jadi mungkin akan didahulukan pelaksanannya. Selanjutnya mungkin ke Indramayu,” katanya.
(taryani/indo)