Wapres Jusuf Kalla memukul bedug tanda peresmian pembangunan Masjid
Agung Ar Ridwan, di kompleks Pondok Modern Darul Hikmah, di Kab.
Tulungagung, Jatim, Senin (16/1) siang. (Foto: Humas/Anggun)
INDOPOST, TULUNGAGUNG - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla
mengaku prihatin dengan kondisi negara-negara Islam di Timur Tengah yang
kacau balau, saling membunuh, saling mengebom, dan saling membakar
dewasa ini. Ia mensyukuri umat Islam di Indonesia masih terjaga, tidak
mengalami konflik-konflik yang besar.
“Konflik kecil mungkin terjadi, tapi
tidak saling membunuh, tidak saling membakar, mengebom ataupun tidak
saling menyalahkan,” kata Wapres Jusuf Kalla saat memberikan sambutan
pada acara peringatan Milad ke-25 Pondok Modern Darul Hikmah,
Tawangsari, Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (16/1) siang.
Wapres meyakini, di pondok modern ini
juga pasti diajarkan kehidupan yang saling menghargai, moderat, dan
toleran. “Tapi kita harus mengartikan toleran itu secara baik.
Toleransi itu harus semua pihak yang toleran. Tidak satu saja. Jangan
ada apa-apa tidak toleran. Harus semuanya toleran. Yang satu kepada
nomor 2, kepada nomor 3, dan sebagainya,” ujarnya.
Menurut Wapres, peran dan kontribusi
pondok pesantren modern memiliki makna yang sangat penting. Ia meyakini
bahwa pondok pesantren modern mengikuti perkembangan dan sesuai dengan
zaman.
“Kenapa pondok modern ini penting?
Karena modern itu bukan hanya jasnya. Malah sekarang kita kembali pakai
batik, itu kan jadi bukan hanya pakaiannya yang modern, tapi perilaku
dan ilmunya modern. Harus mengikuti, mendahului zamannya,” tutur Wapres.
Lebih lanjut Wapres mengatakan,
pendidikan malah harus mendahului zaman, karena pendidikan itu adalah
kepentingan masa depan. “Santri yang belajar di sini, hari ini, nanti
mempunyai manfaat 10 tahun yang akan datang. Jadi harus mendapat ilmu
yang kira-kira dipergunakan untuk kemajuan pada masa yang akan datang,
bukan hanya sekarang,” tegas Wapres.
Bukan Kemajuan
Dalam kesempatan itu Wapres Jusuf Kalla
menyinggung masih banyaknya umat Islam yang menjadi target penerimaan
bantuan-bantuan sosial, baik itu bantuan raskin, listrik, dan
bantuan-bantuan lainnya.
Wapres menilai, hal itu menunjukkan
bahwa umat Islam belum mampu bersaing. Bahkan Wapres menilai, hal itu
menunjukkan belum adanya kemajuan di lingkungan umat Islam, dan belum
adanya kemajuan ekonomi umat.
Untuk itu, Wapres berharap pendidikan di
pesantren, di samping mengajarkan keagamaan, seperti fikih, tauhid,
tafsir, juga harus mengajarkan bagaimana anak-anak memulai bersaing di
bidang usaha.
“Bukan hanya modern dalam arti kata
kurikulumnya, tapi berbicara ke-modern-an dalam kemajuan bersama-sama.
Dan apapun kemajuan suatu negara tidak bisa tidak, harus termasuk
kemajuan di bidang ekonomi,” tandas Wapres.
Usai memberikan sambutan, Wapres Jusuf
Kalla didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Basuki Hadimuljono, Seskab Pramono Anung, Gubernur Jatim Soekarwo dan
Pimpinan Pondok Modern Darul Hikmah KH. Masyhudi Ridwan menandatangani
prasasti dan memukul bedug sebagai tanda peresmian Masjid Agung
Ar-Ridwan dan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Pondok Modern Darul
Hikmah.
(dna/es/indo)