STIP di Marunda, Jakarta Utara
INDOPOST, JAKARTA - Komisi V DPR RI mengancam akan menutup
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) terkait kembalinya terulang tindak
kekerasan yang dilakukan siswa senior terhadap juniornya di lingkungan
sekolah.
Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis meminta komitmen yang sempat dibuat pihak STIP, pada 2014 lalu, saat ada taruna STIP yang juga tewas akibat kekerasan.
“Kita sudah buat kesepakatan 2014, kalau kejadian lagi, kita bisa tutup. Ini harus ada yang tanggung jawab. Apakah ketua BPSDM yang mengundurkan diri, atau bagaimana ? “tanya Fary di hadapan petinggi STIP di ruang pertemuan Maritim, Gedung STIP Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
“Jadi bukan hanya sanksi kepada siswa tapi semua yang bertanggung jawab kita berikan sanksi. Kalau tidak ada solusi, gak ada gunanya kami kesini,” sambungnya.
Fery juga berencana memanggil 25 orang petugas jaga di STIP ke DPR hingga aksi penganiayaan tersebut terjadi. “Kita akan undang siapa yang akan kita panggil ke DPR untuk kita dalami dan kita ambil keputusan nantinya lengkap 10 fraksi hadir,” tukasnya.
Kepala BPSDM Kementerian Perhubungan, Wahyu Satrio Utomo, sudah berusaha menjelaskan bahwa segala jenis potensi pelanggaran prosedur saat ini sedang dalam proses investigasi. Ia juga, meyakinkan kepada anggota Komisi V bahwa hari ini hasil investigasi akan keluar.
“Kami berikan waktu hanya dua hari untuk tim investigasi, malam nanti harus sudah ada hasilnya, mohon ijin waktu Pak” pungkasnya.
Opsi yang diutarakan DPR untuk STIP
1 Tutup STIP karena kekerasan terus berulang
2. Ditutup sementara dan taruna dititipkan ke stipn terdekat
3. Boleh tetap operasi dengan pembinaan dan pengawasan secara ketat.
(ilham/indo)
Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis meminta komitmen yang sempat dibuat pihak STIP, pada 2014 lalu, saat ada taruna STIP yang juga tewas akibat kekerasan.
“Kita sudah buat kesepakatan 2014, kalau kejadian lagi, kita bisa tutup. Ini harus ada yang tanggung jawab. Apakah ketua BPSDM yang mengundurkan diri, atau bagaimana ? “tanya Fary di hadapan petinggi STIP di ruang pertemuan Maritim, Gedung STIP Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
“Jadi bukan hanya sanksi kepada siswa tapi semua yang bertanggung jawab kita berikan sanksi. Kalau tidak ada solusi, gak ada gunanya kami kesini,” sambungnya.
Fery juga berencana memanggil 25 orang petugas jaga di STIP ke DPR hingga aksi penganiayaan tersebut terjadi. “Kita akan undang siapa yang akan kita panggil ke DPR untuk kita dalami dan kita ambil keputusan nantinya lengkap 10 fraksi hadir,” tukasnya.
Kepala BPSDM Kementerian Perhubungan, Wahyu Satrio Utomo, sudah berusaha menjelaskan bahwa segala jenis potensi pelanggaran prosedur saat ini sedang dalam proses investigasi. Ia juga, meyakinkan kepada anggota Komisi V bahwa hari ini hasil investigasi akan keluar.
“Kami berikan waktu hanya dua hari untuk tim investigasi, malam nanti harus sudah ada hasilnya, mohon ijin waktu Pak” pungkasnya.
Opsi yang diutarakan DPR untuk STIP
1 Tutup STIP karena kekerasan terus berulang
2. Ditutup sementara dan taruna dititipkan ke stipn terdekat
3. Boleh tetap operasi dengan pembinaan dan pengawasan secara ketat.
(ilham/indo)