# Group 1 User-agent: Googlebot Disallow: /nogooglebot/ # Group 2 User-agent: * Allow: / Sitemap: https://www.infiltrasi.com/sitemap.xml
Latest News
Monday, January 16, 2017

Jelang Pelantikan, Badai Protes Anti Donald Trump Terus Berlanjut di AS

Aktivis anti diskriminasi menggelar aksi demo di kota Washington.



INDOPOST, WASHINGTON - Menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat, aktivis anti diskriminasi di negara ini menggelar aksi demo di kota Washington.
Para demonstran di aksinya seraya meneriakkan slogan “Kami tidak akan mengosongkan lapangan” menekankan bahwa protes mereka terhadap presiden Amerika akan terus berlanjut. Diprediksikan bahwa aksi demo anti Trump akan terus berlanjut hingga 20 Januari, ketika penyerahan jabatan dari Obama kepada presiden terpilih.

Biasanya presiden Amerika selama berkuasa menuai beragam protes dan menghadapi berbagai demonstrasi oleh kubu oposisi. Meski demikian, sepertinya Trump bahkan sebelum menginjakkan kakinya di Gedung Putih sudah dihadapkan pada kondisi ini. Trump yang menang bukan karena suara mayoritas rakyat dan ia terpilih karena menang di suara elektoral membuat kondisi presiden terpilih Amerika ini semakin sulit.

Di sisi lain, statemen dan slogan Trump selama kampanye presiden menimbulkan kekhawatiran luas di tengah masyarakat Amerika. Aktivis kemasyarakatan dan pro kesetaraan etnis di Amerika sangat khawatir bahwa selama periode Trump, sejumlah prestasi yang telah dicapai kelompok swadaya masyarakat termasuk penekanan atas kesetaraan etnis akan terancam.

Trump dikenal sebagai sosok anti asing di mata mayoritas warga Amerika. Bahkan Trump tak segan-segan menyebut etnis Mexico sebagai penjahat. Dukungan nyata kubu radikal dan rasis terhadap Trump selama beberapa bulan terakhir kian menambah kekhawatiran ini. Di sisi lain, kabinet Trump dikenal sebagai kabinet kulit putih dengan minim kaum hawa.

Di antara menteri usulan Trump, hanya ada satu warga kulit hitam. Padahal di era George W Bush, pos-pos penting seperti penasehat keamanan nasional atau departemen luar negeri diserahkan kepada warga kulit hitam. Adapun di periode Barack Obama, selain sosok presiden sendiri, untuk pertama kalinya di sejarah Amerika, pos paling sensitif yakni kejaksaan agung dipegang oleh kulit hitam. Sementara di kabinet Trump hanya Ben Carson, sosok kulit hitam yang mendapat posisi dan itupun depertemen perumahan dan pengembangan perkotaan yang posisinya tidak terlalu signifikan.

Protes anti Trump selama beberapa hari terakhir tidak terbatas pada isu etnis. Sejumlah buruh juga khawatir atas program pemerintahan Trump. Presiden terpilih Amerika ini menentang kenaikan upah minimum buruh dan pajak orang-orang kaya. Sementara mayoritas kursi di kabinet Trump diserahkan kepada orang-orang kaya Wall Street, kelompok yang sebut-sebut satu persen oleh aktivis keadilan sosial, namun sangat berpengaruh.

Serikat buruh di Amerika menyatakan bahwa selama acara pelantikan Trump, mereka akan menggelar demonstrasi anti presiden baru. Trump selain menghadapi penentangan sejumlah kelompok masyarakat, saat ini terlibat gesekan serius dengan elit politik dan intelijen Amerika terkait Rusia dan isu keterlibatan negara ini di pemilu presiden Amerika November lalu.

Elit intelijen Amerika merilis laporan anti Trump dan sejumlah anggota timnya. Laporan ini menunjukkan hubungan yang tidak biasa dengan Rusia. Kongres yang berada di bawah kontrol Republik menyatakan kesiapannya untuk menyelidiki isu ini dengan melibatkan Demokrat.

Dari sejumlah transformasi ini dapat diprediksikan bahwa Donald Trump akan memulai masa kepresidenannya di tangah gejolak protes dan demonstrasi. Kondisi ini bukan saja akan mempengaruhi kinerja pemerintah mendatang Amerika, namun juga memunculkan keraguan serius atas kelayakan presiden mendatang AS ini.


(mf/indo)
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Jelang Pelantikan, Badai Protes Anti Donald Trump Terus Berlanjut di AS Rating: 5 Reviewed By: Infiltrasi