Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menarik komentar soal tujuan tentara
Turki di Suriah untuk menggulingan rezim pemerintah Bashar al-Assad.
Foto / REUTERS / Murat Cetinmuhurdar
INDOPOST, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menarik komentarnya yang menyebut operasi militer Turki di Suriah utara untuk menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad. Erdogan membuat komentar klarifikasi setelah ditelepon Presiden Rusia Vladimir Putin yang meminta penjelasan atas komentar kontroversialnya itu.
Dalam komentar terbaru, Erdogan mengatakan bahwa operasi militer Turki di Suriah utara tidak menargetkan negara atau individu, dan hanya ditujukan pada kelompok-kelompok teroris. Padahal, pada Selasa lalu Erdogan blakblakan menyebut tentara Turki masuk ke Suriah untuk mengakhiri rezim Assad yang dia anggap kejam.
”Tujuan dari 'Efrat Shield Operation' (di Suriah utara) tidak (ditargetkan) pada negara atau individu, tetapi hanya untuk organisasi teroris,” kata Erdogan pada Kamis, seperti dikutip dari Hurryiet Daily News, Jumat (2/12/2016).
”Tidak ada yang harus meragukan masalah ini bahwa kami telah mengucapkan berulang-ulang, dan tidak ada yang harus mengomentarinya dengan cara lain atau mencoba untuk menggagalkan itu,” imbuh Erdogan.
Baca:
Presiden Turki Klaim Tentaranya ke Suriah untuk Akhiri Rezim Assad
Menurut ajudan Kremlin, Yury Ushakov, Erdogan telah memberi penjelasan soal komentarnya tentang penggulingan Assad ketika berbicara melalui telepon dengan Presiden Putin.
”Saya hanya bisa mengatakan bahwa percakapan telepon antara Presiden kami dan Erdogan berlangsung kemarin, dan topik (kehadiran tentara Turki di Suriah) dibahas. Ya, dia (Erdogan) memberi penjelasan,” kata Ushakov kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa operasi Ankara di Suriah memang bertujuan untuk memerangi ISIS dan kelompok teroris lainnya.
”Saat ini, dalam rangka operasi 'Efrat Shield’ kami secara khusus bekerja sama dengan mitra dan sekutu kami. Tujuan kami adalah untuk membersihkan Suriah dari teroris Daesh (ISIS) dan dari teroris Al-Nusra,” kata Cavusoglu, yang berbicara pada sebuah konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
(mas/indo)