Tim pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor 2
INDOPOST, JAKARTA – Tim pemenangan calon gubernur dan wakil
gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan Djarot
Saiful Hidayat mengklaim telah mengantongi uang saweran warga hingga
Rp48 miliar. Bahkan, warga luar Jakarta ikut menyumbang, termasuk
Papua.
Menurut bendahara tim pemenangan Ahok-Djarot, Charles Honoris, sumbangan ini gotong royong patungan dari berbagai wilayah, sampai pelosok-pelosok seluruh Indonesia.
“Sumbangan juga kami peroleh dari warga Papua,” ungkap Charles di Posko pemenangan di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2016).
Tim Ahok-Djarot mengklaim dana kampanye yang sudah mereka kumpulkan mencapai sekitar Rp48 miliar. Dari Rp48 miliar yang sudah terkumpul, Rp24 miliar di antaranya berasal dari dana yang data penyumbangnya tercatat dengan jelas.
Sedangkan sisanya adalah dana yang penyumbangnya belum mengisi formulir. Untuk Rp24 miliar yang berasal dari penyumbang yang datanya tercatat dengan jelas, Charles menyebut dana didapat dari sumbangan partai politik pengusung sebesar Rp200 juta, sumbangan perseorangan Rp18 miliar, dan badan hukum dan swasta Rp4 miliar.
(guruh/indo)
Menurut bendahara tim pemenangan Ahok-Djarot, Charles Honoris, sumbangan ini gotong royong patungan dari berbagai wilayah, sampai pelosok-pelosok seluruh Indonesia.
“Sumbangan juga kami peroleh dari warga Papua,” ungkap Charles di Posko pemenangan di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2016).
Tim Ahok-Djarot mengklaim dana kampanye yang sudah mereka kumpulkan mencapai sekitar Rp48 miliar. Dari Rp48 miliar yang sudah terkumpul, Rp24 miliar di antaranya berasal dari dana yang data penyumbangnya tercatat dengan jelas.
Sedangkan sisanya adalah dana yang penyumbangnya belum mengisi formulir. Untuk Rp24 miliar yang berasal dari penyumbang yang datanya tercatat dengan jelas, Charles menyebut dana didapat dari sumbangan partai politik pengusung sebesar Rp200 juta, sumbangan perseorangan Rp18 miliar, dan badan hukum dan swasta Rp4 miliar.
(guruh/indo)