Ketua PBNU Papua, Toni Wanggai. (Katharina/indo)
INDOPOST JAYAPURA – Nahdatul Ulama perwakilan Papua mendesak kepolisian dan pemerintah setempat, untuk membubarkan organisasi masyarakat (ormas) yang tak berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan kebhinekaan.
Salah satunya adalah keberadaan Hizbut Tabrir Indonesia (HTI) dan keberadaan ajaran Ulama Ja’far Umar Thalib di tanah Papua.
Ketua perwakilan NU Papua, Toni Wanggai menuturkan kedua ajaran HTI maupun Ja’far Umar Thalib meresahkan masyarakat Papua.
Untuk penyebaran ajarannya, lanjut Toni, pesantren akan didirikan oleh Ja’far di Arso 12, Kabupaten Keerom dan mayoritas pengikutnya dibawa dari Jawa Tengah. Ja’far juga diduga melakukan penipuan pembelian tanah, yang sebelumnya dilakukan untuk tujuan pendirian peternakan, tetapi kenyataannya justru untuk pendirian pesantren.
“Kami menolak keberadaan mereka, sebab tak berlandaskan pada 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan kerukunan beragama. Jangan ijin kan juga ajaran HTI menyebar di Papua, sebab HTI mempromosikan khilafah islam dengan tujuan mendirikan negara islam. APalagi HTI menolak NKRI dan Pancasila,” ungkap Toni dalam pertemuan tokoh adat, agama dan masyarakat di Mapolda Papua, (Kamis 15/12/2016).
Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw menuturkan toleransi beragama di Papua sangat tinggi. Keberadaan HTI ataupun Ja’far diduga dapat memecah belah toleransi beragama.
Lanjut Waterpauw, keberadaan Ja’far juga telah di pantau dan diwaspadai oleh aparat keamanan. “Jika memang meresahkan dan mengganggu kehidupan beragama di Papua, maka tetap kami tindak. Apalagi jika desakan itu dari masyarakat setempat,” ucapnya ditempat yang sama.
(Katharina/indo)
