Kapolri Jenderal Tito Karnavian
INDOPOST, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjunjung tinggi kebhinekaan. Sebab, dinilainya konflik berbau SARA bisa memecah kesatuan bangsa Indonesia.
Dia mencontohkan negara-negara yang gagal menjaga kesatuan dan persatuan, di antaranya negara-negara di Timur Tengah semisal Irak dan Suriah. Di mana negara itu tengah dilanda kehancuran karena perang sesama.
"Kalau kita tidak mewaspadai, kebhinekaan terkoyak-koyak. Ekstremnya ya bisa seperti Suriah dan Irak. Kalau kita underestimate, bisa terjadi," kata Tito di Bale Sawala Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (22/12).
Di hadapan ratusan mahasiswa Unpad yang hadir dalam kuliah umum bertajuk 'Kebijakan Polri Dalam Menjaga Keutuhan, Kerukunan, Toleransi di Indonesia' itu, Tito meminta seluruh masyarakat Indonesia mengantisipasi provokasi untuk menghindari konflik.
"Kita di Indonesia harus antisipasi. Jangan sampai seperti Aleppo yang waktu itu indah sekali, sekarang hancur, Irak apalagi. Mesir, Yaman dan Pakistan semua berantakan," ujar dia.
Tito yang didampingi Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan mengatakan polri tidak akan tinggal diam untuk mengawal Bhinneka Tunggal Ika yang mempererat kesatuan Indonesia. Oleh karenanya, masyarakat harus terus memelihara toleransi, rukun dan damai antar sesama.
"Negara kita ini memiliki ideologi Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, serta berlandasan hukum UUD 1945. Merajut kebhinnekaan dan menyatukan perbedaan itu enggak gampang, ya karena heterogen. Maka itu ideologi Pancasila ini sangat penting," ucap Tito.
"Jaga kebhinekaan. Jangan sampai Indonesia terpecah belah. Kami (Polri) tetap menjadi garda terdepan menjaga NKRI," pungkas Tito.
(tyo/indo)