Ketua Umum Partai Demokrat Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
INDOPOST, JAKARTA - Belum ada tanda-tanda Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Negara. Padahal, elite partai berlambang segitiga Mercy ini menganggap pertemuan SBY dengan Jokowi sangatlah penting. Apalagi untuk meredam tensi politik nasional yang dirasa memanas.
Usai demonstrasi akbar 4 November lalu, Presiden Jokowi gencar melakukan safari politik. Satu persatu ketua umum partai politik diundang ke Istana Negara. Seperti Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Kemudian disusul Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum PPP Romahurmuzy, dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
"Siap (diundang). Pada dasarnya tokoh bangsa ketemu itu bagus," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/11).
Kendati demikian, kata dia, sejauh ini belum ada undangan dari Jokowi kepada SBY untuk datang bersilaturahmi ke Istana Negara seperti ketum-ketum partai yang lain.
"Jangan tanya kita dong soal itu tanya mereka, belum ada undangan," jelasnya.
Tak hanya Syarief, Ketua DPP Partai Demokrat, Benny K Harman mengaku muncul desakan agar Jokowi bertemu dengan SBY. Benny menilai pertemuan antara Jokowi dan SBY akan berdampak baik bagi stabilitas nasional, apalagi keduanya terakhir bertemu pada Oktober 2014.
"Menurut saya, pada saat ini ada desakan supaya Pak Jokowi dan Pak SBY sebagai tokoh bangsa untuk bertemu, saya rasa ide itu sangat bagus ya untuk keduanya bisa saling klarifikasi. Ya kan," kata Benny di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/11).
Benny melihat, Jokowi bisa mendapatkan masukan dan saran yang baik dari SBY soal menyelesaikan masalah-masalah nasional saat ini. Terlebih SBY menjadi Presiden selama dua periode dan banyak memiliki pengalaman.
Dia juga berharap Jokowi tak begitu saja mempercayai informasi-informasi yang didapat dari 'pembisiknya' di Istana.
"Lalu setiap informasi itu harus cek and ricek. Tidak mudah dipercaya tapi harus dicek and ricek. Menimbang untung ruginya. Benar-benar mendengar aspirasi rakyat dan juga menegaskan aturan hukum. Itu aja sih. Sehingga apapun yang terjadi bisa diatasi dengan baik," jelasnya.
Politikus Demokrat ini mengendus ada pihak yang mencoba membenturkan Jokowi dan SBY. Namun dia tak membeberkan siapa pihak yang membenturkan tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menambahkan, SBY dalam posisi menunggu niat baik Jokowi jika ingin meminta masukan dan saran dalam menyelesaikan persoalan nasional. Menurutnya, SBY merasa tidak punya permasalahan dengan Presiden Jokowi meskipun saat menggelar konferensi pers terakhir SBY marah gara-gara ada yang menudingnya menggerakkan aksi massa demo 4 November.
"Jadi posisinya Pak SBY atau Cikeas, wait and see. Menunggu sinyal atau kabar baik, kita siap kapan saja. Tidak ada rintangan sekecil apapun dari Pak SBY. Beliau pernah sampaikan, kapan saja kalau Pak Jokowi, berminat untuk bertemu monggo," kata Roy.
Joko Widodo (Jokowi) terakhir kali bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 20 Oktober 2014. Saat itu Jokowi baru saja dilantik menjadi Presiden RI. SBY menyambutnya di Istana Negara.
Bagaimana tanggapan Jokowi soal kapan SBY diundang ke Istana?
"Ya nanti semuanya akan kita atur, semua kita atur (pertemuan dengan SBY)," kata Jokowi saat memberikan keterangan pers di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/11).
(cob/indo)