Kapal perang NATO, HMS Duncan dari Angkatan Laut Inggris ditarik ke
pelabuhan Denvort, Plymouth, hanya dua hari setelah berlayar karena
mengalami masalah teknis. Foto / Raymond Wergan / SWNS
INDOPOST, PLYMOUTH - Sebuah kapal perang Angkatan Laut NATO harus ditarik kembali ke pelabuhan Denvorth, Plymouth, Inggris, hanya dua hari setelah berlayar. Departemen Pertahanan Inggris menyatakan, kapal perang yang ditarik mengalami masalah teknis.
Kapal perang NATO yang ditarik kembali ke pelabuhan di Inggris itu adalah HMS Duncan Type 45 frigate. Kapal itu bagian dari empat kapal perang NATO yang berlayar ke perairan Eropa hari Senin setelah menyelesaikan misi pelatihan di lepas pantai Plymouth.
Namun, warga Plymouth, Raymond Wergan, 85, mengambil gambar ketika kapal Type 45 frigate itu ditarik kembali ke pelabuhan Denvorth sekitar pukul 11.30 pada hari Rabu.
Depertemen Pertahanan Inggris, melalui seorang juru bicara seperti dikutip Daily Mail, semalam (24/11/2016),menyatakan bahwa kapal HMS Duncan mengalami “masalah teknis” dan dibawa kembali ke pelabuhan masalah dapat diidentifikasi.
HMS Duncan dari Angkatan Laut Inggris bergabung dalam “The Standing NATO Maritime Grup 1” bersama kapal-kapal perang dari Angkatan Spanyol (ESPS Almirante Juan de Borbon) dan Portugal (NRP Alvares Cabral) dan Jerman (FGS Rhoen).
Media Inggris sebelumnya melaporkan bahwa armada kapal Type 45 yang dibangun dengan dana miliaran poundsterling itu telah menghabiskan banyak waktu berlabuh di pelabuhan militer Inggris setelah aktif bertugas membela negara.
Melalui “Freedom of Information Request” media itu mengungkap bahwa enam kapal perang berlabuh terlalu lama di pelabuhan Inggris, yakni 1.515 hari antara bulan April 2015 hingga 2016. Data yang dibocorkan itu membuat marah mantan Kepala Angkatan Laut Inggris yang menyerukan Perdana Menteri Theresa May bertindak untuk menyelesaikan masalah itu.
Kapal HMS Duncan yang juga dikenal sebagai kapal Daring-class, merupakan kapal kelas lanjutan dari enam kapal perusak berpeluru kendali yang masing-masing dibangun dengan biaya sekitar 1 miliar pundsterling.
(mas/indo)