Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) KH. Nuril Arifin Husein
INDOPOST, JAKARTA - Penolakan terhadap aksi Shalat Jumat di sepanjang Jalan Sudirman-MH. Thamrin yang rencana akan dilaksanakan 2 Desember mendatang terus mendapat kritikan.
Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) KH. Nuril Arifin Husein menyatakan, demo 212 "ibadah gelar sajadah" oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) itu menggangu kepentingan publik. Apalagi, Jalan Sudirman-MH. Thamrin merupakan jantung dan nadinya lalu lintas.
"Ngapain, gak ada risalah. Demo kok Shalat Jumat. Sudah tahu itu adalah jantung dan nadinya lalu lintas, nanti kalau ada yang lewat disambit ditempeleng katanya gak sopan. Gak bener itu. Kayak gak ada tempat yang bagus aja," ungkap pria yang akrab disapa Gus Nuril ini saat berbincang, Senin malam (21/11).
Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Jakarta itu mempertanyakan alasan demo dengan shalat Jumat di jalanan tersebut. Kata dia, ada lokasi atau tempat ibadah yang memadai yaitu masjid di Jakarta sangat banyak.
"Shalat jangan di jalan. Shalat di tempat bagus. Shalat itu hubungannya komunikasi antar pribadi dengan Allah Al Kholiq, kalau perlu hatinya. Makanya saat Allahu Akbar, hatinya terbang kepada Allah. Kalau shalat untuk dipamer-pamerin itu bukan sholat, apalagi ganggu lalu lintas. Itu sama sekali tidak diajarkan nabi," bebernya.
"Saya kalau sholat selalu di Masjid. Terhormat tempatnya dan tidak najis. Ini jalanan diubah jadi masjid itu kan arogan. Jangan mentang-mentang Islam jumlahnya banyak ya mau sak karepe dewe. Harusnya jadi contoh tauladan yang baik dong," ucap dia.
Gus Nuril menambahkan dirinya mempersilahkan dengan agenda 212 itu. Kendati demikian, kata dia, sampaikan aspirasi nya dengan cara yang baik.
"Kalau demo yang gak baik itu urusan polisi tentara. Jangan mentang-mentang pake pangkat Jenderal dikasih gaji negara tapi lihat begitu diem aja, bodoh juga polisi tentara itu," tandasnya.
(sam/indo)