Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyerukan Abu Sayyaf untuk
menghentikan penculikan, baik terhadap warga asing ataupun warga
pribumi. Foto/Reuters
INDOPOST, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyerukan Abu Sayyaf untuk menghentikan penculikan, baik terhadap warga asing ataupun warga pribumi. Dia juga mengatakan, sudah saatnya bagi Abu Sayyaf untuk memulai pembicaraan dengan pemerintah Filipina.
Berbicara paska melakukan kunjungan ke rumah sakti tentara, Duterte mengatakan, pada awalnya ia memang ingin menggunakan cara militer untuk mengalahkan Abu Sayyaf. Namun melihat situasi terbaru, dengan banyaknya warga sipil yang disandera Abu Sayyaf, dan banyaknya tentara yang terluka akibat pertempuran itu, cara militer tidak lagi jadi opsi Duterte.
"Saya bisa menjadi jahat, saya bisa menjadi anak nakal, tapi saya berbicara tentang bangsa. Saya bisa melakukannya, bahkan sekarang," ujar Duterte, seperti dilansir Reuters pada Jumat (25/11).
"Saya bisa mengebom mereka agar mereka keluar dari sana (Filipina selatan), tapi apa yang akan kita dapat? Anda membunuh 20.000, Anda menghancurkan semuanya. Apakah itu membawa perdamaian, jika saya menggunakan kekuatan militer?" tanya Duterte.
Duterte menambahkan, ia siap untuk melakukan pembicaraan dengan Abu Sayyaf kapanpun dan dimanapun. "Jika Anda ingin berbicara, saya bisa pergi ke mana saja. Saya bisa pergi sendiri. Mari kita beri kesempatan kepada orang-orang kita," tukasnya.
Abu Sayyaf, yang bercokol di Jolo dan Basilan, setidaknya memiliki 22 orang sandera, sebagian besar dari mereka orang asing, termasuk warga negara indonesia. Abu Sayyaf menuntut puluhan ribu dolar untuk kebebasan pada sandera.
(esn/indo)