Sejumlah warga Suriah mendapat bantuan pernapasan setelah wilayah dijatuhkan bom klorin oleh rezim Bashar al-Assad | (Istimewa)
INDOPOST, DAMASKUS - Pesawat pemerintah Suriah
diduga telah menjatuhkan bom klorin di sebuah distrik yang padat di
Aleppo. Serangan ini menyebabkan puluhan warga sipil terluka. Begitu
laporan aktivis dan pekerja penyelamat. Namun laporan tersebut tidak
bisa diverifikasi secara independen.
Menurut laporan medis dari satu rumah sakit di bagian timur Aleppo, sedikitnya 71 orang termasuk 37 anak-anak dan 10 wanita dirawat karena kesulitan bernapas, batuk kering dan pakaian mereka berbau klorin. Laporan itu itu juga mengatakan 10 pasien dalam kondisi kritis, termasuk seorang wanita hamil, seperti dikutip dari Independent, Rabu (7/9/2016).
Anggota tim responden pertama dari Pertahanan Sipil Suriah, Ibrahem Alhaj mengatakan, suasana di al-Sukkari mendadak menjadi ramai setelah sebuah helikopter menjatuhkan barel mengandung empat silinder klorin. Alhaj sendiri mengaku kesulitan bernapas dan menggunakan masker yang direndam dalam air garam guna mencegah iritasi.
Menurut Alhaj, 80 warga sipil dibawa ke rumah sakit karena mengalami kesulitan bernapas. Sebuah video oleh tim penolong menunjukkan anak-anak menangis dan laki-laki batuk. "Sebagian besar dari mereka yang terluka adalah perempuan dan anak-anak. Ini adalah lingkungan yang padat," katanya.
Menurut kepala Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris, Rami Abdurrahman mengatakan, 70 orang menderita kesulitan bernapas setelah serangan bom barel di al-Sukkari. Kendati begitu, Abdurrahkan tidak bisa memastikan apakah itu serangan gas klorin atau bukan.
Gas klorin adalah senjata kimia yang dapat berakibat fatal dalam konsentrasi tinggi. Dalam dosis rendah, dapat merusak paru-paru atau menyebabkan kesulitan bernapas yang parah dan gejala lainna termasuk muntah dan mual. Sebelumnya, tim panel PBB menyebut rezim Assad dan ISIS bertanggung jawab atas serangan senjata kimia dalam perang di Suriah.
Menurut laporan medis dari satu rumah sakit di bagian timur Aleppo, sedikitnya 71 orang termasuk 37 anak-anak dan 10 wanita dirawat karena kesulitan bernapas, batuk kering dan pakaian mereka berbau klorin. Laporan itu itu juga mengatakan 10 pasien dalam kondisi kritis, termasuk seorang wanita hamil, seperti dikutip dari Independent, Rabu (7/9/2016).
Anggota tim responden pertama dari Pertahanan Sipil Suriah, Ibrahem Alhaj mengatakan, suasana di al-Sukkari mendadak menjadi ramai setelah sebuah helikopter menjatuhkan barel mengandung empat silinder klorin. Alhaj sendiri mengaku kesulitan bernapas dan menggunakan masker yang direndam dalam air garam guna mencegah iritasi.
Menurut Alhaj, 80 warga sipil dibawa ke rumah sakit karena mengalami kesulitan bernapas. Sebuah video oleh tim penolong menunjukkan anak-anak menangis dan laki-laki batuk. "Sebagian besar dari mereka yang terluka adalah perempuan dan anak-anak. Ini adalah lingkungan yang padat," katanya.
Menurut kepala Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris, Rami Abdurrahman mengatakan, 70 orang menderita kesulitan bernapas setelah serangan bom barel di al-Sukkari. Kendati begitu, Abdurrahkan tidak bisa memastikan apakah itu serangan gas klorin atau bukan.
Gas klorin adalah senjata kimia yang dapat berakibat fatal dalam konsentrasi tinggi. Dalam dosis rendah, dapat merusak paru-paru atau menyebabkan kesulitan bernapas yang parah dan gejala lainna termasuk muntah dan mual. Sebelumnya, tim panel PBB menyebut rezim Assad dan ISIS bertanggung jawab atas serangan senjata kimia dalam perang di Suriah.
(ian/indo)