Perdana Menteri Inggris, David Cameron. | (Reuters)
INDOPOST, LONDON - Di saat Parlemen Uni Eropa menyerukan semua negara Eropa menjatuhkan embargo senjata terhadap Arab Saudi, Inggris justru mengaku bangga menjual senjata ke Riyadh.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, memuji penjualan senjata Inggris ke Saudi dengan sebutan “brilian”.
Pujian Cameron disampaikan saat berbicara di sebuah pabrik senjata BAE Systems di Preston. Menurutnya, Inggris telah mendorong penjualan pesawat jet tempur Typhoon ke negara-negara di Timur Tengah, termasuk ke Oman dan Arab Saudi.
Komentarnya muncul ketika laporan Amnesty International mengungkapkan bahwa perdagangan senjata Uni Eropa dan AS ke Arab Saudi nilainya miliaran dolar pada tahun 2015.
Senjata-senjata yang dibeli Saudi itu digunakan untuk operasi militer terhadap pemberontak Houthi di Yaman. Ribuan orang tewas sejak Saudi dan koalisi Teluk-nya terlibat perang di Yaman.
Banyaknya korban tewas itu memicu kritik PBB yang membuat Parlemen Uni Eropa risau. Parlemen Uni Eropa akhirnya menyerukan negara-negara Eropa untuk menjatuhkan embargo senjata pada Saudi.
Namun, Cameron justru bereaksi lain.”(Pesawat jet tempur) Typhoon dari aliansi; Italia, Jerman dan diri kita sendiri. Kami menghabiskan banyak waktu mencoba untuk bekerja yang terbaik untuk memenangkan pesanan ekspor tersebut,” katanya, seperti dikutip Russia Today, Jumat (26/2/2016).
“Kami mudah-mudahan mempunyai kabar baik yang datang dari Kuwait. Italia telah melakukan banyak pekerjaan di sana. Inggris telah bekerja sangat keras di Oman,” ujarnya.
Seruan Parlemen Uni Eropa itu tidak mempunyai kekuatan paksaan bagi setiap negara anggota Uni Eropa. Namun, parlemen tersebut bisa memaksa pemerintahnya untuk mengkaji hubungan dengan Arab Saudi.
Pada tahun lalu Pemerintah Inggris telah menjual senjata senilai 3 miliar poundsterling untuk negara-negara Teluk. Inggriis juga memberikan pelatihan kepada pasukan Saudi.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Amnesty International pada hari Jumat menyebut perdagangan senjata yang berkelanjutan dengan Arab Saudi ”benar-benar memuakkan”. Amnesty mendesak pemerintah untuk menghadiri pertemuan di Jenewa pada Senin untuk membahas pelaksanaan Perjanjian Perdagangan Senjata (ATT).
Negara-negara yang diminta datang itu antara lain Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Montenegro, Belanda, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki dan Amerika Serikat. Semua negara itu memiliki izin menjual senjata ke Arab Saudi pada 2015.
(mas)Perdana Menteri Inggris, David Cameron, memuji penjualan senjata Inggris ke Saudi dengan sebutan “brilian”.
Pujian Cameron disampaikan saat berbicara di sebuah pabrik senjata BAE Systems di Preston. Menurutnya, Inggris telah mendorong penjualan pesawat jet tempur Typhoon ke negara-negara di Timur Tengah, termasuk ke Oman dan Arab Saudi.
Komentarnya muncul ketika laporan Amnesty International mengungkapkan bahwa perdagangan senjata Uni Eropa dan AS ke Arab Saudi nilainya miliaran dolar pada tahun 2015.
Senjata-senjata yang dibeli Saudi itu digunakan untuk operasi militer terhadap pemberontak Houthi di Yaman. Ribuan orang tewas sejak Saudi dan koalisi Teluk-nya terlibat perang di Yaman.
Banyaknya korban tewas itu memicu kritik PBB yang membuat Parlemen Uni Eropa risau. Parlemen Uni Eropa akhirnya menyerukan negara-negara Eropa untuk menjatuhkan embargo senjata pada Saudi.
Namun, Cameron justru bereaksi lain.”(Pesawat jet tempur) Typhoon dari aliansi; Italia, Jerman dan diri kita sendiri. Kami menghabiskan banyak waktu mencoba untuk bekerja yang terbaik untuk memenangkan pesanan ekspor tersebut,” katanya, seperti dikutip Russia Today, Jumat (26/2/2016).
“Kami mudah-mudahan mempunyai kabar baik yang datang dari Kuwait. Italia telah melakukan banyak pekerjaan di sana. Inggris telah bekerja sangat keras di Oman,” ujarnya.
Seruan Parlemen Uni Eropa itu tidak mempunyai kekuatan paksaan bagi setiap negara anggota Uni Eropa. Namun, parlemen tersebut bisa memaksa pemerintahnya untuk mengkaji hubungan dengan Arab Saudi.
Pada tahun lalu Pemerintah Inggris telah menjual senjata senilai 3 miliar poundsterling untuk negara-negara Teluk. Inggriis juga memberikan pelatihan kepada pasukan Saudi.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Amnesty International pada hari Jumat menyebut perdagangan senjata yang berkelanjutan dengan Arab Saudi ”benar-benar memuakkan”. Amnesty mendesak pemerintah untuk menghadiri pertemuan di Jenewa pada Senin untuk membahas pelaksanaan Perjanjian Perdagangan Senjata (ATT).
Negara-negara yang diminta datang itu antara lain Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Montenegro, Belanda, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki dan Amerika Serikat. Semua negara itu memiliki izin menjual senjata ke Arab Saudi pada 2015.
0 Reviews:
Post a Comment